Deteksi Dini: Strategi PERKI Tekan Angka Kematian Akibat Penyakit Jantung di Indonesia
PERKI menekankan pentingnya deteksi dini dan pencegahan penyakit jantung untuk menurunkan angka kematian yang mencapai 651 ribu jiwa per tahun di Indonesia.

Bandung, 11 Mei 2024 - Angka kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia yang mencapai 651 ribu jiwa setiap tahunnya menjadi perhatian serius Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI). Ketua PERKI, dr. Ade Meidian Ambari, menekankan pentingnya deteksi dini dan pencegahan sebagai langkah strategis untuk mengatasi masalah kesehatan yang signifikan ini. Hal ini disampaikannya dalam sebuah pernyataan di Bandung, Minggu lalu.
Menurut dr. Ambari, tiga faktor risiko utama penyakit gagal jantung adalah hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung koroner. "Bayangkan, 651 ribu orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit ini. Ini masalah besar yang harus kita hadapi bersama," ujarnya, menyoroti urgensi penanganan penyakit jantung di Indonesia.
Lebih lanjut, dr. Ambari menjelaskan bahwa satu dari tiga orang Indonesia menderita hipertensi. Jika tidak ditangani sejak dini, hipertensi dapat berujung pada gagal jantung. Oleh karena itu, deteksi dini menjadi kunci utama dalam upaya menekan angka kematian akibat penyakit jantung.
Upaya Pencegahan dan Deteksi Dini Penyakit Jantung
PERKI tidak hanya fokus pada pengobatan, tetapi juga aktif mendorong upaya pencegahan dan pemulihan. Salah satu dukungan PERKI adalah mendorong implementasi program skrining kesehatan nasional yang digagas pemerintah. "Deteksi dini saja tidak cukup. Harus diikuti dengan pengobatan yang berkelanjutan, pengawasan rutin, dan edukasi pasien," tegas dr. Ambari.
Selain itu, PERKI juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Ketersediaan obat-obatan di puskesmas, pemanfaatan teknologi telemedisin dan alat pemantau detak jantung, serta penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam personalisasi pengobatan, menjadi bagian penting dari strategi yang diusung.
Integrasi layanan kesehatan juga menjadi sorotan penting. "Yang penting adalah integrasi layanan. Pasien selesai operasi di rumah sakit, harus dikembalikan ke puskesmas. Tapi di puskesmas juga harus tersedia obatnya. Harus ada koneksi antar layanan kesehatan," jelas dr. Ambari mengenai pentingnya sinergi antar fasilitas kesehatan.
Perubahan Gaya Hidup: Kunci Pencegahan Penyakit Jantung
Selain upaya medis, dr. Ambari juga mengajak masyarakat untuk mengubah pola hidup. Mengurangi konsumsi garam, berhenti merokok, dan rutin memeriksakan kesehatan merupakan langkah awal pencegahan yang efektif. "Memang tidak mudah, tapi perubahan gaya hidup sangat penting untuk menekan risiko penyakit jantung," pesannya.
Program skrining kesehatan nasional yang didukung PERKI diharapkan dapat mendeteksi dini penyakit jantung pada tahap awal, sehingga pengobatan dapat dilakukan lebih cepat dan efektif. Dengan deteksi dini, pengobatan yang tepat, dan perubahan gaya hidup sehat, diharapkan angka kematian akibat penyakit jantung di Indonesia dapat ditekan secara signifikan.
PERKI juga menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat mengenai faktor risiko, gejala, dan pencegahan penyakit jantung. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan jantung diharapkan dapat mendorong perubahan perilaku yang lebih sehat.
Secara keseluruhan, strategi PERKI dalam menekan angka kematian akibat penyakit jantung menekankan pada pendekatan holistik yang melibatkan deteksi dini, pengobatan berkelanjutan, kolaborasi lintas sektor, dan perubahan gaya hidup sehat. Dengan upaya bersama, diharapkan Indonesia dapat mengurangi beban penyakit jantung dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.