Dirut BEI Ajak Publik Beli Saham di Tengah Koreksi IHSG
Direktur Utama BEI, Iman Rachmat, mengajak investor untuk membeli saham di tengah pelemahan IHSG, menekankan investasi jangka panjang dan rencana peluncuran instrumen baru seperti short selling untuk memberikan lebih banyak pilihan strategi investasi.

Jakarta, 11 Februari 2025 - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachmat, memberikan sinyal positif bagi para investor di tengah koreksi yang dialami Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Menurutnya, saat ini adalah waktu yang tepat untuk masuk pasar saham.
Dalam pernyataan di sela-sela Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) 2025 di Jakarta, Iman menyampaikan, "It's time to buy." Pernyataan tersebut disampaikan di tengah volatilitas pasar global yang mempengaruhi IHSG. Meskipun demikian, Iman tetap optimis terhadap kinerja IHSG jangka panjang.
Pandangan Optimis di Tengah Koreksi
Iman menjelaskan optimismenya dengan mengatakan, "Optimis, habis turun naik." Ia menekankan pentingnya perspektif jangka panjang dalam berinvestasi. "Kita bicara investasi jangka panjang, bukan cuma pendek," tegasnya. BEI, menurut Iman, berkomitmen menjaga kualitas perusahaan-perusahaan yang tercatat di bursa untuk memberikan kepercayaan kepada investor, khususnya investor domestik, baik institusi maupun individu.
Sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing dan memberikan lebih banyak pilihan bagi investor, BEI berencana untuk meluncurkan beberapa instrumen keuangan baru. Salah satu instrumen yang dinantikan adalah short selling dan Intraday Short Selling (IDSS). Kedua instrumen ini diharapkan dapat diluncurkan dalam waktu dekat, kemungkinan sekitar Maret 2025 atau awal kuartal II-2025.
Instrumen Baru Antisipasi Volatilitas
Peluncuran short selling dan IDSS bertujuan untuk memberikan investor lebih banyak pilihan strategi, terutama saat pasar mengalami fluktuasi tinggi. Dengan adanya pilihan strategi yang lebih beragam, investor diharapkan dapat lebih efektif mengelola risiko dan memanfaatkan peluang di pasar yang dinamis. BEI berharap inovasi ini dapat meningkatkan likuiditas dan daya tarik pasar modal Indonesia.
IHSG Menutup Perdagangan dengan Pelemahan
Penutupan perdagangan Bursa pada Selasa, 11 Februari 2025, menunjukkan IHSG melemah 116,15 poin atau 1,75 persen, berada di posisi 6.531,99. Indeks LQ45 juga mengalami penurunan sebesar 11,17 poin atau 1,44 persen, ke posisi 762,09. Meskipun terjadi pelemahan, aktivitas perdagangan tetap cukup tinggi, dengan frekuensi transaksi mencapai 1.273.000 kali, melibatkan 15,94 miliar lembar saham senilai Rp12,67 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 182 saham naik, 446 saham turun, dan 327 saham stagnan.
Kesimpulan
Seruan dari Dirut BEI untuk membeli saham di tengah koreksi IHSG mencerminkan keyakinan terhadap potensi pasar jangka panjang. Rencana peluncuran instrumen baru seperti short selling dan IDSS menunjukkan komitmen BEI dalam menyediakan pilihan strategi yang lebih lengkap bagi investor, sekaligus upaya untuk meningkatkan daya saing pasar modal Indonesia di tengah dinamika pasar global. Investor diharapkan dapat memanfaatkan momentum ini dengan strategi investasi yang tepat dan mempertimbangkan faktor jangka panjang.