DIY Gelar Pasar Murah Jelang Ramadhan 2025, Jaga Stabilitas Harga Sembako
Pemerintah DIY menggelar pasar murah di berbagai lokasi untuk menstabilkan harga sembako selama Ramadhan 2025, dengan fokus pada komoditas seperti beras, telur, minyak goreng, bawang merah, dan bawang putih.

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengambil langkah proaktif untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok menjelang Ramadhan 1446 H tahun 2025. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY menggelar pasar murah di lima kabupaten/kota se-DIY. Langkah ini bertujuan untuk memastikan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokoknya dengan harga terjangkau selama bulan suci Ramadhan.
Kepala Disperindag DIY, Yuna Pancawati, menjelaskan bahwa pasar murah ini tersebar di berbagai lokasi strategis, termasuk enam pasar pantauan utama dan sejumlah kantor pos. Distribusi bahan pokok yang disiapkan terbilang besar, dengan total alokasi 12 ton per lokasi. Komoditas yang didistribusikan meliputi beras, telur, minyak goreng, dan komoditas penting lainnya seperti bawang merah dan bawang putih.
Pelaksanaan pasar murah telah dimulai sejak 25 Februari 2025 di beberapa titik, antara lain Kelurahan Pondokrejo (Sleman), Dlingo (Bantul), dan halaman kantor Disperindag DIY sendiri. Puncaknya, pasar murah akan kembali digelar sebelum pekan ketiga Ramadhan untuk memastikan ketersediaan sembako menjelang Lebaran.
Pasar Murah dan Operasi Pasar di DIY
Selain di kantor Disperindag DIY, pasar murah juga diadakan di enam pasar pantauan utama, yaitu Pasar Beringharjo, Pasar Imogiri, Pasar Prawirotaman, Pasar Sleman, Pasar Wates, dan Pasar Argosari. Program ini melibatkan berbagai pihak, termasuk distributor dari Bulog, RRI, Taru Martani, dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), yang bekerja sama untuk menstabilkan harga, khususnya komoditas yang rentan mengalami kenaikan harga seperti bawang merah dan bawang putih. "Program ini melibatkan distributor dari Bulog, RRI, Taru Martani, serta Bumdes, yang akan membantu stabilisasi harga kebutuhan pokok, termasuk bawang merah dan bawang putih," ujar Yuna Pancawati.
Tidak hanya pasar murah, Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga menggelar operasi pasar di berbagai kantor pos di DIY, seperti Kantor Pos Babarsari, Wates, Sleman, dan Wonosari. Operasi pasar ini berlangsung selama satu bulan penuh hingga tiga hari sebelum Lebaran. Masyarakat dapat membeli bahan pokok dengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET), namun dengan pembatasan pembelian untuk memastikan pemerataan distribusi.
Pembatasan pembelian ini diterapkan untuk mencegah penimbunan dan memastikan semua masyarakat dapat memperoleh sembako dengan harga terjangkau. "Pembelian di kantor pos dibatasi dan harus dengan membawa KTP. Misalnya, MinyaKita maksimal 2 liter per konsumen, bawang putih 1 kg, gula konsumsi 2 kg, dan daging beku 2 kg per konsumen," jelas Yuna.
Kondisi Harga Sembako Jelang Ramadhan
Menjelang Ramadhan 2025, secara umum harga kebutuhan pokok di DIY terpantau relatif stabil. Meskipun ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, kenaikan tersebut dinilai tidak signifikan. Sebagai contoh, harga telur ayam ras berkisar antara Rp27.000 hingga Rp29.000 per kilogram, daging sapi stabil di harga Rp130.000 per kilogram, sementara harga daging ayam mengalami kenaikan sedikit dari Rp33.000 menjadi Rp33.800 per kilogram.
Harga minyak goreng MinyaKita justru mengalami penurunan menjadi Rp15.700 per liter. Meskipun harga minyak goreng curah mengalami kenaikan, secara keseluruhan, harga sembako masih terkendali. "Harga minyak goreng MinyaKita turun menjadi Rp15.700 per liter, sedangkan minyak curah justru mengalami kenaikan. Tapi, secara umum harga sembako masih terkendali, kalau ada kenaikan pun, tidak signifikan," ungkap Yuna Pancawati.
Dengan adanya pasar murah dan operasi pasar, diharapkan stabilitas harga sembako di DIY dapat terjaga selama bulan Ramadhan 2025. Langkah ini merupakan upaya pemerintah untuk melindungi daya beli masyarakat dan memastikan ketersediaan bahan pokok bagi seluruh lapisan masyarakat.