DKI Jakarta Kajian Relokasi Warga Bantaran Kali ke Rusun: Solusi Banjir atau Tantangan Baru?
Pemprov DKI Jakarta mengkaji relokasi warga bantaran kali ke rusun untuk mengatasi banjir dan permukiman kumuh, namun rencana ini mendapat tanggapan beragam dari warga.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah mengkaji rencana relokasi warga yang tinggal di bantaran kali dan kawasan kumuh rawan banjir ke rumah susun (rusun). Kajian ini dilakukan sebagai tindak lanjut usulan Wakil Gubernur Rano Karno, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup warga dan mengurangi risiko bencana banjir. Relokasi ini direncanakan akan dilaksanakan secara bertahap dan terencana untuk memastikan proses berjalan aman dan tertib bagi semua pihak.
Sekretaris Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) DKI Jakarta, Meli Budiastuti, menjelaskan bahwa kajian mendalam diperlukan sebelum rencana relokasi diumumkan kepada masyarakat. Hal ini bertujuan agar program relokasi dapat berjalan efektif dan terhindar dari berbagai permasalahan yang mungkin muncul. Persiapan yang matang menjadi kunci keberhasilan program ini, sehingga tidak merugikan warga yang direlokasi.
Usulan relokasi ini muncul setelah Wakil Gubernur Rano Karno meninjau lokasi terdampak banjir di Jalan Kamboja, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada 4 Maret 2025. Saat berdialog dengan warga, Rano Karno menemukan beragam tanggapan terkait rencana relokasi tersebut. Beberapa warga menyambut baik usulan ini, sementara yang lain masih ragu dan ingin tetap tinggal di tempat tinggal mereka saat ini.
Kajian Mendalam Relokasi Warga Bantaran Kali
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan bahwa kajian relokasi warga ke rusun ini mempertimbangkan berbagai faktor penting. Kondisi lokasi, kebutuhan masyarakat, dan kebijakan yang berlaku menjadi pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan. Pemprov DKI Jakarta berharap keputusan yang diambil akan memberikan manfaat yang saling menguntungkan bagi semua pihak, terutama bagi warga yang terdampak.
Selain mempertimbangkan aspek sosial, kajian ini juga memperhatikan aspek teknis dan infrastruktur. Kesiapan rusun, aksesibilitas, dan fasilitas pendukung menjadi hal krusial yang perlu dikaji. Pemprov DKI Jakarta berkomitmen untuk memastikan bahwa relokasi ini akan meningkatkan kualitas hidup warga, bukan malah menimbulkan masalah baru.
Proses relokasi ini juga akan mempertimbangkan aspek lingkungan. Pemprov DKI Jakarta akan memastikan bahwa relokasi tidak menyebabkan masalah lingkungan baru, seperti kepadatan penduduk di lokasi rusun. Kajian lingkungan hidup yang komprehensif akan menjadi bagian penting dari proses pengambilan keputusan.
"Harapannya, apabila keputusan tersebut telah diambil, diharapkan keputusan tersebut akan memberikan manfaat yang saling menguntungkan bagi semua pihak, terutama bagi warga yang terdampak," ujar Meli Budiastuti.
Alternatif Solusi dan Normalisasi Sungai
Wakil Gubernur Rano Karno menyampaikan bahwa jika warga keberatan direlokasi jauh dari tempat tinggal mereka saat ini, Pemprov DKI Jakarta mempertimbangkan untuk membangun rusun di dekat lokasi tersebut. Ini merupakan salah satu alternatif solusi yang ditawarkan untuk mengakomodasi keinginan warga.
Namun, Rano Karno juga mengingatkan akan risiko banjir yang tak terduga di Jakarta. Ia menyoroti perbedaan keamanan bagi penghuni rusun yang tinggal di lantai atas dan lantai bawah. Oleh karena itu, normalisasi sungai tetap menjadi bagian penting dari upaya penanggulangan banjir di Jakarta.
"Meskipun warga ingin tetap tinggal di lokasi yang sama, Pemprov DKI bisa membantu membangun rusun tak jauh dari lokasi tersebut," kata Rano Karno.
Selain relokasi dan pembangunan rusun, normalisasi sungai juga tetap menjadi prioritas Pemprov DKI Jakarta dalam upaya penanggulangan banjir. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sungai dan mengurangi risiko banjir di masa mendatang.
Relokasi warga ke rusun merupakan salah satu solusi yang dikaji untuk mengatasi masalah permukiman kumuh dan rawan banjir di Jakarta. Namun, proses ini membutuhkan kajian yang mendalam dan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan warga yang terdampak.