Doa Bersama Tokoh Agama: Gubernur PBD Jalin Persatuan untuk Pembangunan
Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu-Ahmad Nausrau, melakukan doa bersama tokoh agama untuk memperkuat persatuan dan pembangunan di provinsi termuda ke-38 tersebut.

Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Papua Barat Daya (PBD), Elisa Kambu dan Ahmad Nausrau, mengawali kepemimpinan mereka dengan langkah yang sarat makna. Pada Rabu, 5 Maret 2025, keduanya menggelar doa bersama dengan tokoh-tokoh agama di Sorong. Kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan wujud nyata komitmen mereka untuk mempererat persatuan dan mendorong pembangunan di provinsi ke-38 Indonesia ini. Doa bersama dilaksanakan di beberapa tempat penting, dimulai dari Tugu Pendaratan Pertama Injil di Tanah Moi hingga Gereja Katedral Kristus Raja Sorong.
Elisa Kambu menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas dukungan doa dari seluruh elemen masyarakat Papua Barat Daya. Ia menyadari keterbatasan manusia dan menekankan pentingnya kolaborasi untuk membangun provinsi ini. "Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh masyarakat yang turut mendoakan kami, kami bukan siapa-siapa, kami adalah manusia yang juga memiliki keterbatasan," ujarnya usai didoakan oleh para pendeta di tugu pendaratan pertama Injil masuk Tanah Moi.
Doa bersama ini menjadi momentum penting bagi Gubernur dan Wakil Gubernur untuk menegaskan komitmen mereka dalam membangun Papua Barat Daya. Mereka berharap, melalui kekuatan doa dan persatuan, pembangunan di provinsi ini dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat.
Doa sebagai Pilar Pembangunan Papua Barat Daya
Gubernur Elisa Kambu melihat doa bersama sebagai bentuk ucapan syukur atas pelantikan dirinya dan Ahmad Nausrau sebagai gubernur dan wakil gubernur pertama Papua Barat Daya. Pelantikan tersebut berlangsung pada Kamis, 20 Februari 2025, di Istana Kepresidenan Jakarta bersama 959 kepala daerah lainnya. Namun, bagi Elisa Kambu, keberhasilan memimpin daerah tidak hanya bergantung pada kemampuan administratif, melainkan juga dukungan spiritual.
Menurutnya, doa bersama bukan hanya simbolis, tetapi merupakan bagian penting dalam memperkuat persatuan dan kolaborasi. Hal ini sejalan dengan visi pembangunan Papua Barat Daya yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan melibatkan tokoh agama, diharapkan pembangunan dapat berjalan selaras dengan nilai-nilai keagamaan dan kearifan lokal.
Dukungan dari tokoh agama dianggap krusial dalam membangun kepercayaan dan solidaritas masyarakat. Hal ini penting untuk mengatasi berbagai tantangan pembangunan di Papua Barat Daya, seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
Kerjasama Antarumat Beragama untuk Kemajuan Bersama
Rangkaian doa bersama yang dilakukan di beberapa lokasi penting di Sorong, menunjukkan komitmen Gubernur dan Wakil Gubernur untuk merangkul semua elemen masyarakat. Dimulai dari Tugu Pendaratan Pertama Injil di Tanah Moi, kemudian berlanjut ke Gereja Katedral Kristus Raja Sorong bersama para pastor yang dipimpin Uskup Manokwari Sorong Mgr. Hilarion Datus Lega, kegiatan ini menekankan pentingnya kerjasama antarumat beragama.
Dengan melibatkan berbagai tokoh agama, doa bersama ini diharapkan dapat menjadi contoh nyata bagi masyarakat Papua Barat Daya untuk hidup rukun dan saling mendukung. Hal ini penting untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi pembangunan dan kemajuan daerah.
Kehadiran Uskup Manokwari Sorong dalam acara ini juga menunjukkan dukungan penuh dari Gereja Katolik terhadap kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur. Kerjasama antarumat beragama diharapkan dapat menjadi kunci keberhasilan pembangunan di Papua Barat Daya.
Melalui doa bersama ini, Gubernur dan Wakil Gubernur Papua Barat Daya berharap dapat membangun Papua Barat Daya menjadi provinsi yang maju, adil, dan sejahtera bagi seluruh masyarakatnya. Persatuan dan kolaborasi menjadi kunci utama dalam mewujudkan cita-cita tersebut.