DPR Kecam Penembakan PMI di Malaysia: Satu Tewas, Empat Luka
Wakil Ketua DPR mengecam penembakan 5 PMI oleh otoritas maritim Malaysia yang menyebabkan 1 korban tewas dan 4 luka-luka, dan mendesak investigasi menyeluruh serta langkah diplomatik.
Insiden penembakan terhadap lima Pekerja Migran Indonesia (PMI) oleh Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM) di perairan Tanjung Rhu pada Jumat (24/1) dini hari telah menimbulkan kecaman keras dari Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad. Satu PMI meninggal dunia, sementara empat lainnya mengalami luka-luka dalam insiden yang disebut sebagai penggunaan kekerasan berlebihan ini.
Dasco mengecam keras tindakan APMM yang dinilai telah menggunakan kekerasan secara berlebihan. "Kami menyayangkan dan mengecam tindakan berlebihan (excessive use of force) yang dilakukan oleh APMM," tegas Dasco dalam keterangan resminya. Kejadian ini menyoroti pentingnya perlindungan bagi PMI di luar negeri dan perlunya pertanggungjawaban atas tindakan yang merenggut nyawa dan melukai warga negara Indonesia.
Menanggapi insiden ini, DPR berencana membentuk tim untuk mengawasi proses penanganan kasus. "DPR RI melalui komisi terkait akan membentuk tim untuk memantau penanganan insiden berdarah tersebut sehingga penanganan kasus ini dapat diungkap secara tuntas dan transparan," jelas Dasco. Langkah ini diharapkan dapat memastikan keadilan bagi para korban dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Selain DPR, Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) juga didesak untuk membentuk tim investigasi independen. Dasco menekankan pentingnya transparansi dalam pengungkapan kasus ini. "Termasuk, melakukan pendampingan hukum terhadap korban penembakan, dan mengatur pemulangan jenazah korban untuk dimakamkan di kampung halamannya," tambahnya. Pendampingan hukum dan pemulangan jenazah menjadi bagian penting dari upaya pemerintah dalam memberikan dukungan kepada para korban dan keluarga mereka.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) juga turut mendapat sorotan. Dasco menyatakan akan memanggil Kemlu dan KP2MI untuk meminta konfirmasi dan mendorong langkah-langkah diplomatik untuk menyelesaikan kasus ini secara tuntas dan transparan. "Kami meminta Kementerian Luar Negeri RI melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur untuk mengirim nota diplomatik kepada pemerintah Malaysia," kata Dasco. Diplomasi diharapkan dapat memainkan peran kunci dalam menyelesaikan masalah ini secara damai dan adil.
Dasco menyampaikan duka cita atas meninggalnya PMI tersebut. Ia berharap agar kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak, khususnya dalam hal penegakan hukum dan perlindungan bagi PMI di luar negeri. Insiden ini juga menyoroti perlunya kerja sama yang lebih erat antara Indonesia dan Malaysia dalam melindungi warga negara masing-masing yang bekerja di negara lain.
Insiden penembakan ini terjadi pada Jumat pukul 03.00 dini hari waktu Malaysia. Selain satu korban meninggal dunia, satu PMI lainnya dalam kondisi kritis dan tiga lainnya dirawat di rumah sakit di Selangor, Malaysia. Peristiwa ini sekali lagi menyoroti risiko yang dihadapi oleh PMI dan pentingnya perlindungan yang lebih kuat dari pemerintah Indonesia.