Transparansi Penyelidikan Penembakan WNI di Malaysia Diharapkan
Menteri P2MI berharap penyelidikan kasus penembakan 5 WNI di Malaysia oleh APMM transparan dan tidak mengganggu hubungan kedua negara, seraya menyanggah klaim keterlibatan korban dalam perdagangan narkoba.

Jakarta, 5 Februari 2024 - Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, mendesak agar penyelidikan kasus penembakan lima Warga Negara Indonesia (WNI) di Malaysia dilakukan secara transparan. Peristiwa yang terjadi pada 24 Januari lalu ini telah mengakibatkan dua WNI meninggal dunia dan tiga lainnya mengalami luka-luka.
Pernyataan tersebut disampaikan Karding di Jakarta pada Rabu, 5 Februari 2024. Ia berharap agar proses penyelidikan yang dilakukan oleh Polisi Diraja Malaysia (PDRM) Selangor berjalan terbuka. "Kami percaya polisi Malaysia akan melakukan penyelidikan dengan terbuka, karena ini menyangkut hubungan dua negara, jangan sampai hal-hal seperti ini mengganggu persahabatan kedua negara," tegas Karding.
Kronologi dan Tanggapan
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri RI telah menyampaikan bahwa satu WNI telah ditangkap oleh PDRM terkait insiden penembakan tersebut. Kelima WNI yang menjadi korban merupakan pekerja migran non-prosedural. Penembakan dilakukan oleh personel Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM).
Menanggapi pernyataan Menteri Dalam Negeri Malaysia yang menyebut keterlibatan korban dalam jaringan perdagangan narkoba dan senjata, Karding menyatakan keraguannya. "Saya sudah cek ya, pernyataan itu tidak sepenuhnya benar. Saya sudah cek ke kedutaan bahwa itu ternyata tidak sepenuhnya benar. Semoga tidak benar," ujarnya.
Kecaman dan Tindakan Diplomatik
Insiden ini telah menuai kecaman luas. Wakil Menteri P2MI, Christina Aryani, mengecam keras penggunaan kekuatan berlebihan oleh APMM dan mendesak pemerintah Malaysia untuk mengusut tuntas kasus ini serta menindak tegas para pelakunya. Hal senada disampaikan Menteri Luar Negeri, Sugiono, yang juga menyesalkan jatuhnya korban jiwa.
Sebagai bentuk dukungan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur telah mengirimkan nota diplomatik kepada pemerintah Malaysia. Nota tersebut menekankan pentingnya penyelidikan menyeluruh, termasuk kemungkinan adanya penggunaan kekuatan yang berlebihan (excessive use of force) dalam insiden penembakan tersebut.
Harapan Transparansi
Keterbukaan dalam proses penyelidikan sangat penting, tidak hanya untuk memastikan keadilan bagi para korban dan keluarga mereka, tetapi juga untuk menjaga hubungan bilateral Indonesia dan Malaysia. Proses yang transparan akan membantu mencegah insiden serupa di masa depan dan memperkuat kerja sama kedua negara dalam melindungi warga negaranya.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya perlindungan bagi pekerja migran Indonesia di luar negeri. Perlu adanya peningkatan kerja sama dan koordinasi antara pemerintah Indonesia dan Malaysia untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan pekerja migran Indonesia di Malaysia.
Pemerintah Indonesia akan terus memantau perkembangan penyelidikan dan memastikan hak-hak para korban dan keluarga mereka terpenuhi. Diharapkan proses penyelidikan ini dapat memberikan keadilan dan mencegah terulangnya peristiwa serupa di masa mendatang.