DPR Tuan Rumah PUIC 2025: Momentum Perkuat Solidaritas Global untuk Palestina
Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Ke-19 Uni Parlemen Negara Anggota OKI (PUIC) 2025, sebuah kesempatan strategis untuk memperkuat solidaritas global bagi kemerdekaan Palestina dan mendorong peran perempuan dalam politik.

Indonesia akan menjadi tuan rumah Konferensi Ke-19 Uni Parlemen Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (PUIC) pada tahun 2025. Acara yang akan diselenggarakan di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dari tanggal 12 hingga 15 Mei 2025 ini, dipandang sebagai kesempatan strategis oleh pengamat hubungan internasional, Anton Aliabbas, untuk memperkuat solidaritas global terhadap Palestina. Hal ini disampaikan Anton dalam keterangannya di Jakarta pada Senin lalu. Ketua DPR RI, Puan Maharani, menargetkan konferensi ini akan menghasilkan solusi konkret untuk krisis multidimensi yang dihadapi banyak negara anggota OKI, terutama dalam perjuangan kemerdekaan Palestina.
PUIC, yang didirikan pada 17 Juni 1999, bertujuan untuk meningkatkan kerja sama antarparlemen negara anggota OKI di berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Konferensi ini juga diharapkan dapat memperkuat solidaritas dan peran parlemen dalam menghadapi tantangan global. Anton menekankan pentingnya langkah nyata dalam isu Palestina, mengingat dukungan hanya berupa pernyataan tanpa tindakan konkret tidak akan cukup efektif.
Menurut Anton, peran DPR RI dapat berkontribusi melalui inisiatif kebijakan atau diplomasi parlemen yang lebih aktif. Ia mengkritik pendekatan yang hanya berupa "omon-omon" tanpa disertai usulan konkret. Respons Israel yang dinilai mengabaikan seruan internasional menunjukkan perlunya peningkatan tekanan dari komunitas global, dan PUIC diharapkan dapat menjadi platform untuk menghasilkan usulan dan ide-ide konkret tersebut.
Peran Strategis DPR dalam PUIC 2025
Penunjukan DPR RI sebagai tuan rumah PUIC 2025 memberikan Indonesia kesempatan untuk mempertegas komitmennya dalam mendorong partisipasi aktif parlemen dalam diplomasi internasional. Konferensi ini bukan hanya sekadar forum diskusi, tetapi juga platform untuk mengonsolidasikan semangat kolektif dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Keberhasilan konferensi ini sangat bergantung pada konsolidasi semangat kolektif dari seluruh peserta.
Anton Aliabbas juga mengapresiasi langkah DPR yang memasukkan isu kesetaraan gender dalam agenda konferensi. Hal ini menunjukkan kemajuan Indonesia dalam pemberdayaan perempuan dalam politik dan sekaligus membantah anggapan bahwa negara-negara muslim kurang memberikan ruang bagi perempuan. Indonesia, dengan Puan Maharani sebagai ketua parlemen perempuan pertama, dapat berbagi pengalaman tentang peran perempuan dalam politik dengan negara-negara OKI lainnya.
Indonesia memiliki kesempatan untuk berbagi praktik baik dan pengalaman dalam meningkatkan partisipasi perempuan dalam politik. Ini penting karena isu perempuan, demokrasi, dan negara muslim seringkali menjadi topik perdebatan, dengan anggapan adanya pengekangan ruang gerak bagi perempuan di beberapa negara. Dengan demikian, partisipasi aktif perempuan dalam PUIC 2025 diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan kesetaraan gender di dunia Islam.
Tema Konferensi dan Harapannya
Konferensi Ke-19 PUIC mengangkat tema "Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience". Tema ini sangat relevan dengan tantangan global saat ini, termasuk situasi kompleks di Palestina. Konferensi ini akan dihadiri oleh sekitar 500 peserta dari delegasi negara-negara OKI, termasuk negara observer. Perhelatan ini juga bertepatan dengan peringatan 25 tahun PUIC.
Dengan tema ini, diharapkan konferensi dapat menghasilkan rekomendasi dan kesepakatan konkret untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan memperkuat kelembagaan di negara-negara anggota OKI. Hal ini penting untuk membangun ketahanan nasional dan regional dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk konflik dan krisis kemanusiaan. Partisipasi aktif dari semua pihak diharapkan dapat menghasilkan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan.
Selain isu Palestina dan kesetaraan gender, diharapkan konferensi ini juga dapat membahas berbagai isu penting lainnya yang dihadapi negara-negara anggota OKI, seperti pembangunan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Kerja sama antarparlemen sangat penting untuk mengatasi berbagai tantangan global dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Secara keseluruhan, Konferensi Ke-19 PUIC di Indonesia diharapkan dapat menjadi momentum penting untuk memperkuat solidaritas global bagi Palestina dan mendorong peran perempuan dalam politik. Keberhasilan konferensi ini akan bergantung pada komitmen dan kerja sama semua pihak yang terlibat.