DPRD Bali Buka Gerbang, Dukung Warga Sampaikan Aspirasi
DPRD Bali periode 2024-2029 membuka pintu bagi semua masyarakat untuk menyampaikan aspirasi, berbeda dengan periode sebelumnya yang menutup akses bagi massa aksi.

Denpasar, 17 Februari 2025 - Suasana baru menyelimuti Gedung DPRD Bali. Berbeda dengan periode sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali periode 2024-2029 kini membuka lebar gerbangnya bagi masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasi. Keputusan ini menandai perubahan signifikan dalam akses publik terhadap lembaga legislatif daerah.
Kebijakan Terbuka DPRD Bali
Ketua DPRD Bali, Dewa Made Mahayadnya, menegaskan komitmen ini dalam sebuah pernyataan di Denpasar. Ia menjelaskan bahwa kebijakan baru ini merupakan hasil kesepakatan seluruh anggota dewan dari tujuh partai politik yang berbeda. "Perbedaannya kali ini kami memiliki kesepakatan," ujar Mahayadnya, "untuk membuka kapan pun masyarakat Bali, siapa pun yang berkepentingan dengan pemerintahan dan DPRD Bali, dapat menyampaikan aspirasinya."
Sebelum kebijakan ini diterapkan, massa aksi seringkali dihalangi untuk masuk ke gedung DPRD. Namun, kini, semua aspirasi akan didengarkan. Meskipun demikian, masyarakat diharap untuk mengirimkan surat pemberitahuan terlebih dahulu agar pihak dewan dapat mempersiapkan tempat dan pengaturan yang sesuai.
Penerimaan Massa Aksi
Sejak dilantik menjelang akhir tahun 2024, setidaknya empat kelompok massa aksi telah diterima di Gedung DPRD Bali. Kelompok-kelompok ini beragam, mulai dari para pekerja sektor pariwisata, khususnya sopir pariwisata konvensional, masyarakat adat Jimbaran, hingga mahasiswa yang menyuarakan efisiensi anggaran di sektor pendidikan. Bahkan, kelompok yang menyoroti kasus penodaan agama di sebuah kelab malam juga telah diterima dan aspirasinya didengarkan.
Mahayadnya menekankan pentingnya penerimaan aspirasi masyarakat. "Makanya tadi mereka (massa aksi) mau diterima di luar gedung, saya tidak mau," katanya. "Begitu diberikan masuk kan enak." Sikap terbuka ini mencerminkan komitmen DPRD Bali untuk menjadi saluran aspirasi masyarakat.
Menampung Aspirasi, Membangun Dialog
DPRD Bali memandang positif aksi-aksi damai yang dilakukan masyarakat. Mereka melihatnya sebagai bentuk kecerdasan dan keberanian warga negara dalam menyuarakan pendapat. "Pola ke depan ini kami membuka gedung ini karena semua berhak bersuara dan kami tempatnya menampung suara aspirasi," tegas Mahayadnya. Aspirasi yang diterima akan diteruskan kepada pemerintah terkait untuk ditindaklanjuti.
Dengan dibukanya akses bagi massa aksi, DPRD Bali berharap dapat membangun dialog yang lebih konstruktif dengan masyarakat. Hal ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antara pemerintah dan rakyat, serta menciptakan iklim demokrasi yang lebih sehat dan responsif.
Partisipasi Masyarakat dalam Demokrasi
Langkah DPRD Bali ini patut diapresiasi sebagai upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi. Dengan memberikan akses yang lebih mudah bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi, DPRD Bali menunjukkan komitmennya untuk menjadi lembaga yang transparan dan akuntabel. Semoga langkah ini dapat ditiru oleh lembaga legislatif lainnya di Indonesia.
Ke depan, diharapkan akan lebih banyak lagi aspirasi masyarakat yang dapat tersampaikan dan didengar oleh DPRD Bali. Hal ini akan berkontribusi pada penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi masyarakat dan pembangunan Bali yang lebih baik.