Ekspor Perdana! 22 Ton Gula Semut Kulon Progo Tembus Pasar Malaysia dan Kanada
Koperasi Nira Lestari Golden di Kulon Progo melakukan ekspor perdana gula semut organik sebanyak 22 ton ke Malaysia dan Kanada, bernilai Rp1,1 miliar, setelah sempat terhenti akibat pandemi dan kendala sertifikasi.

Koperasi Nira Lestari Golden di Kalurahan Hargorejo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta mencetak sejarah dengan melakukan ekspor perdana gula semut kelapa. Sebanyak 22 ton gula semut telah dikirim ke Malaysia dan Kanada pada Kamis, 20 Maret 2023, dengan nilai transaksi mencapai Rp1,1 miliar. Ekspor ini menandai langkah signifikan bagi koperasi dan petani gula semut di Kulon Progo.
Ketua Koperasi Nira Lestari Golden, Arif Singgih Purnomo, mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan ekspor perdana ini. Sebelumnya, koperasi telah melakukan ekspor, namun melalui kerja sama dengan pihak ketiga. "Hari ini merupakan ekspor perdana," ujar Arif Singgih Purnomo. "Kita belum secara mandiri melakukan ekspor," tambahnya, menekankan pencapaian penting ini bagi kemandirian koperasi.
Namun, perjalanan menuju ekspor perdana ini tidaklah mudah. Koperasi menghadapi kendala utama berupa sertifikasi organik gula semut. Biaya sertifikasi yang mahal dan kewajiban perpanjangan tahunan menjadi beban bagi para petani yang memiliki keterbatasan finansial. "Untuk itu, kami berharap ada aturan dari kementerian supaya ada lembaga yang membantu petani melaksanakan pembiayaan sertifikasi organik," ungkap Arif, berharap adanya dukungan pemerintah untuk mengatasi hambatan ini.
Tantangan dan Peluang Ekspor Gula Semut
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulon Progo, Drajad Purbadi, menjelaskan bahwa puncak produksi gula semut di Kulon Progo terjadi pada tahun 2018 dan 2019, mencapai 1.680 ton per tahun. Namun, pandemi COVID-19 memberikan dampak signifikan terhadap ekspor, sehingga petani beralih ke produksi gula biasa untuk memenuhi pasar lokal.
Pandemi memaksa perubahan strategi pemasaran. Pasar ekspor gula semut yang sebelumnya tertuju ke Eropa dan Amerika, kini bergeser ke Malaysia dan Kanada. "Kemudian, hari ini perdana ekspor secara langsung ke Malaysia dan Kanada," kata Drajad Purbadi, menunjukkan kebangkitan kembali sektor ekspor gula semut Kulon Progo.
Ekspor perdana ini diharapkan dapat mendorong peningkatan produksi dan pendapatan petani gula semut di Kulon Progo. Pemerintah daerah berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada para petani, termasuk dalam hal akses pembiayaan dan sertifikasi organik.
Langkah Mendukung Petani Gula Semut
Pemerintah daerah Kulon Progo menyadari pentingnya dukungan terhadap petani gula semut. Selain mengatasi kendala sertifikasi organik, pemerintah juga akan berupaya untuk meningkatkan kualitas produk dan memperluas akses pasar. Hal ini dilakukan untuk memastikan keberlanjutan usaha dan kesejahteraan para petani.
Beberapa langkah yang akan dilakukan antara lain adalah pelatihan dan pendampingan bagi petani, pengembangan teknologi budidaya, serta diversifikasi produk olahan gula semut. Dengan demikian, diharapkan ekspor gula semut Kulon Progo dapat terus meningkat dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah.
Keberhasilan ekspor perdana ini menjadi bukti nyata potensi gula semut Kulon Progo di pasar internasional. Dengan dukungan pemerintah dan kerja keras para petani, diharapkan ekspor gula semut dapat menjadi salah satu sektor unggulan ekonomi di Kulon Progo.
Ke depan, Koperasi Nira Lestari Golden berencana untuk meningkatkan volume ekspor dan memperluas pasar ke negara-negara lain. Mereka juga akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas produk dan memenuhi standar internasional.
Ekspor gula semut ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi bagi para petani, tetapi juga mengangkat citra Kulon Progo di kancah internasional. Hal ini menunjukkan bahwa produk lokal Indonesia mampu bersaing di pasar global.
Kesimpulan
Ekspor perdana gula semut dari Kulon Progo ke Malaysia dan Kanada menandai kebangkitan kembali sektor ini setelah terdampak pandemi. Keberhasilan ini menjadi bukti potensi besar gula semut Indonesia di pasar internasional dan membuka peluang bagi peningkatan ekonomi lokal. Dukungan pemerintah dan inovasi berkelanjutan akan menjadi kunci keberhasilan jangka panjang.