Wamentan Dukung Petani Milenial Perkuat Ekspor Pangan, Dorong Ekonomi Nasional
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) mendukung penuh petani milenial dalam meningkatkan ekspor komoditas pangan untuk memperkuat ekonomi nasional, ditandai dengan ekspor gula semut dari Kulon Progo.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, Minggu (23/3) lalu, secara resmi mendukung penuh gerakan petani milenial dalam meningkatkan ekspor komoditas pangan. Dukungan ini diwujudkan dengan pelepasan ekspor gula semut dari Kulon Progo, Yogyakarta, ke Kanada (20 ton senilai Rp800 juta) dan Malaysia (2 ton senilai Rp300 juta). Langkah ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan perekonomian nasional dan ketahanan pangan Indonesia.
Wamentan Sudaryono menekankan potensi besar sektor pertanian dalam memperkuat ekonomi nasional. Ia menyatakan, "Sektor pertanian memiliki potensi besar yang dapat memperkuat perekonomian nasional, terutama dalam mendukung ketahanan pangan dan ekspor." Dukungan ini diberikan langsung seusai acara pelepasan ekspor gula semut tersebut di Desa Girimulyo, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo. Wamentan sangat antusias mendukung para petani muda untuk melakukan ekspor produk pangan, dimanapun dan kapanpun.
Dukungan ini sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang memberikan perhatian besar pada sektor pertanian sebagai sektor strategis dalam memperkuat ketahanan nasional dan ketahanan pangan. Pemerintah berkomitmen untuk mendorong petani muda agar mampu menembus pasar ekspor, meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia di pasar internasional, dan memperluas pangsa pasar produk lokal ke berbagai negara. Hal ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan menyerap tenaga kerja di perdesaan.
Ekspor Gulu Semut Kulon Progo: Langkah Nyata Petani Milenial
Ekspor gula semut dari Kulon Progo menjadi contoh nyata kontribusi petani milenial terhadap peningkatan ekspor pangan Indonesia. Potensi ini, menurut Bupati Kulon Progo Agung Setyawan, sangat besar dan tersebar di hampir semua kecamatan. Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan berkelanjutan dari pemerintah untuk membantu para petani muda mengembangkan usaha mereka.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti, mengungkapkan bahwa pelepasan ekspor gula semut ini merupakan yang kedua kalinya setelah ekspor kakao dari Bali. Hal ini menunjukkan tren positif peningkatan ekspor produk pertanian oleh petani milenial. Total nilai ekspor gula semut mencapai Rp1,1 miliar, menunjukkan potensi ekonomi yang signifikan.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri juga menyatakan dukungannya penuh terhadap upaya ini dan menekankan pentingnya menggali kembali perjanjian kerjasama di bidang pertanian untuk memperluas pasar ekspor, terutama ke negara-negara luar negeri. Ia melihat ekspor ini sebagai momentum istimewa untuk mengamankan pasar dalam negeri dan memperkuat pasar luar negeri.
Kebijakan Pemerintah untuk Mendukung Petani
Presiden Prabowo Subianto telah melaksanakan beberapa kebijakan penting untuk mendukung sektor pertanian, antara lain peningkatan volume pupuk subsidi hingga 100 persen (menjadi 9,55 juta ton dari 4,5 juta ton pada 2025), kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah petani menjadi Rp6.500 per kilogram, penyediaan benih gratis, dan distribusi alat mesin pertanian.
Kebijakan-kebijakan tersebut menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mendukung perkembangan sektor pertanian. Wamentan Sudaryono juga menyebutkan kebijakan lain seperti kenaikan UMR, pemeriksaan kesehatan gratis, penurunan harga listrik dan tiket, serta kenaikan tunjangan guru sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Dengan berbagai dukungan dan kebijakan tersebut, diharapkan ekspor pangan dari petani milenial akan terus berkembang dan memberikan kontribusi positif yang signifikan bagi perekonomian Indonesia, meningkatkan devisa negara, dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Pemerintah terus berkomitmen untuk memberikan pendampingan dan pelatihan kepada petani milenial agar mereka mampu bersaing di pasar internasional dan meningkatkan kualitas produk pertanian Indonesia. Hal ini menjadi kunci keberhasilan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berbasis pertanian.