Erosi Sungai Ancam Puluhan Rumah di Bone Bolango, Warga Hidup dalam Ketakutan
Puluhan rumah di Dusun Kemiri, Bone Bolango terancam erosi sungai setiap kali banjir; warga mendesak pemerintah segera bangun tanggul.

Banjir yang disebabkan meluapnya Sungai Biluango Besar di Dusun Kemiri, Desa Biluango, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, telah mengancam puluhan rumah warga. Erosi yang terjadi setiap kali hujan deras mengakibatkan kerusakan parah pada lima rumah, dan mengancam puluhan lainnya. Peristiwa ini telah terjadi sejak tahun 2022, menimbulkan kekhawatiran dan kepanikan di kalangan warga setempat.
Kepala Desa Biluango, Yakub Djamala, mengungkapkan bahwa derasnya arus sungai dan banyaknya material yang terbawa air menyebabkan robohnya tanggul penahan sungai. Akibatnya, tanah di sekitar rumah warga tergerus, dan bagian bangunan rumah pun ambruk. Warga cemas setiap kali hujan turun, karena ancaman banjir dan erosi yang berulang.
Bahkan, ancaman tersebut tidak hanya membahayakan rumah warga, tetapi juga fasilitas umum seperti TK, SD, SMP, dan SMA yang berada di dekat bantaran sungai. Kondisi ini semakin memprihatinkan mengingat belum adanya solusi konkret dari pemerintah terkait penanganan masalah erosi ini.
Ancaman Erosi dan Banjir yang Berulang
Setiap kali hujan deras mengguyur wilayah tersebut, Sungai Biluango Besar meluap dengan cepat, menyebabkan erosi yang signifikan. Hal ini mengakibatkan tanah di sekitar rumah-rumah warga tergerus, sehingga bangunan rumah menjadi rawan ambruk. "Bahkan, ada sekitar lima rumah yang terdampak dan mengalami kerusakan cukup parah," ujar Yakub Djamala.
Tingginya volume air yang mengalir dari perbukitan, ditambah dengan material yang terbawa arus sungai, membuat tanggul penahan sungai roboh dan bahkan hanyut. Kondisi ini semakin memperparah ancaman erosi dan banjir yang mengancam warga Dusun Kemiri.
Warga setempat, Reti S. Muko, mengungkapkan kekhawatirannya setiap kali hujan turun. Ia bahkan terpaksa harus menginap di rumah kerabatnya untuk menghindari bahaya banjir dan erosi. "Semua rumah di sini, yang ada di dekat sungai terancam. Kami lebih takut jika hujan terjadi malam hari. Untuk mengantisipasi bahaya, kami terpaksa menumpang tidur di rumah kerabat yang letaknya jauh dari bantaran sungai," ungkap Reti.
Permohonan Warga yang Belum Terjawab
Pemerintah Desa Biluango telah tiga kali mengajukan permohonan pembangunan tanggul kepada Balai Wilayah Sungai Sulawesi II Gorontalo sejak tahun 2022. Namun, hingga permohonan terakhir pada 24 Februari 2025, belum ada jawaban pasti terkait penanganan masalah ini. "Sampai saat ini kami belum mendapatkan konfirmasi dari pihak Balai Wilayah Sungai Sulawesi II Gorontalo," kata Yakub Djamala.
Lambannya respon pemerintah daerah membuat warga semakin khawatir dan frustasi. Mereka berharap adanya tindakan cepat dan tepat untuk mencegah jatuhnya korban jiwa dan kerusakan yang lebih parah. "Kami berharap, semua pihak terkait segera melakukan langkah-langkah, yaitu pembangunan tanggul. Jangan sampai nanti sudah ada korban jiwa baru bergerak," imbuh Yakub.
Kondisi ini menuntut perhatian serius dari pemerintah dan pihak terkait. Perbaikan tanggul sungai yang rusak dan pembangunan tanggul baru menjadi solusi mendesak untuk melindungi puluhan rumah warga dan fasilitas umum di Dusun Kemiri dari ancaman erosi dan banjir yang terus mengintai.
Selain itu, perlu juga dilakukan kajian lebih lanjut mengenai penyebab tingginya volume air sungai dan upaya pencegahan banjir secara berkelanjutan. Hal ini penting untuk memastikan keselamatan dan keamanan warga Dusun Kemiri serta mencegah kerugian yang lebih besar di masa mendatang.