Fakta 718 Bahasa Daerah Terancam Punah, Kemendikdasmen Usulkan Bantuan Pelestari Bahasa Daerah
Badan Bahasa Kemendikdasmen mengusulkan program bantuan pelestari bahasa daerah untuk mengatasi ancaman kepunahan ratusan bahasa. Simak detailnya!

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kemendikdasmen tengah mengusulkan sebuah program bantuan signifikan. Program ini secara khusus ditujukan bagi para pelestari bahasa daerah di seluruh Indonesia. Usulan ini muncul sebagai respons terhadap kondisi kritis sejumlah bahasa yang terancam punah.
Kepala Badan Bahasa Kemendikdasmen, Hafidz Muksin, menyampaikan rencana ini dalam dialog bersama komunitas sastra di Kabupaten Kampar, Riau, pada Jumat malam. Beliau menjelaskan bahwa mulai tahun depan, tidak hanya komunitas literasi dan sastra yang akan menerima dukungan. Pemerintah juga akan mengalokasikan anggaran dan program bantuan untuk para pelestari bahasa daerah.
Langkah ini diambil mengingat urgensi pelestarian keanekaragaman bahasa di Indonesia. Dari total 718 bahasa daerah yang teridentifikasi, banyak di antaranya berada dalam kondisi kritis. Bahkan, lima bahasa daerah dilaporkan telah punah karena tidak ada lagi penuturnya, menandakan ancaman serius terhadap warisan budaya bangsa.
Urgensi Pelestarian Bahasa Daerah di Indonesia
Usulan bantuan untuk pelestari bahasa daerah ini didasari oleh data yang mengkhawatirkan. Sebanyak 718 bahasa daerah yang ada di Indonesia menghadapi berbagai tingkat ancaman. Banyak dari bahasa-bahasa tersebut berada dalam kondisi kritis, yang berarti jumlah penuturnya semakin sedikit dan penggunaannya tidak lagi masif di kalangan generasi muda.
Kondisi ini diperparah dengan fakta bahwa lima bahasa daerah telah dinyatakan punah. Kepunahan ini terjadi karena tidak ada lagi individu yang mampu menuturkan bahasa tersebut, sehingga warisan budaya tak benda ini hilang selamanya. Oleh karena itu, dukungan pemerintah menjadi sangat krusial untuk mencegah kepunahan lebih lanjut dan menjaga keberagaman linguistik Indonesia.
Dukungan yang diusulkan oleh pemerintah juga merupakan bentuk apresiasi. Para pelestari bahasa daerah dinilai telah berkontribusi luar biasa dalam menjaga keberagaman bahasa. Mereka berjuang agar bahasa-bahasa lokal tidak ikut terkubur ketika penutur aslinya meninggal dunia, memastikan warisan ini dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.
Dukungan Pemerintah dan Tantangan Anggaran
Pemerintah melalui Badan Bahasa Kemendikdasmen berkomitmen untuk memberikan bantuan kepada para pelestari bahasa daerah. Tujuannya adalah memastikan bahwa upaya pelestarian bahasa dapat terus berjalan dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Ini adalah langkah strategis untuk memperkuat identitas budaya bangsa.
Meskipun demikian, Hafidz Muksin mengakui adanya efisiensi anggaran yang berimbas pada pengurangan bantuan untuk komunitas literasi. Tahun ini, hanya 100 komunitas literasi yang menerima bantuan masing-masing Rp50 juta. Angka ini menurun signifikan dibandingkan 340 komunitas literasi yang menerima bantuan sebelumnya.
Namun, bantuan untuk para sastrawan tetap dilakukan. Terutama bagi mereka yang telah berkarya selama 50 tahun dan 40 tahun, sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi mereka. Selain itu, komunitas sastra juga tetap menerima bantuan, dengan jumlah maksimal mencapai Rp100 juta tahun ini. Pemerintah berharap bantuan ini dapat memberikan manfaat nyata bagi lingkungan masyarakat dan mendorong pengembangan sastra serta pelestarian bahasa daerah.