Fakta Menarik: Optimisme Airlangga, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diproyeksikan Capai 5,2 Persen di 2025
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,2% di 2025, didukung berbagai strategi dan stimulus triliunan rupiah.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan keyakinannya terhadap pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,2 persen pada tahun 2025. Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah konferensi pers di Jakarta pada Kamis (24/7). Optimisme ini didasarkan pada berbagai persiapan dan arahan dari Presiden Prabowo Subianto untuk mengungkit pertumbuhan pada kuartal III dan IV tahun ini.
Pemerintah tengah mematangkan sejumlah strategi komprehensif guna mempercepat laju pertumbuhan ekonomi. Salah satu fokus utama adalah peninjauan ulang paket stimulus yang telah digulirkan sebelumnya. Tujuannya adalah memastikan dampak yang lebih maksimal, khususnya pada semester kedua tahun 2025.
Langkah-langkah strategis ini diharapkan dapat mendorong sektor-sektor vital dan menyerap tenaga kerja secara signifikan. Dengan demikian, target pertumbuhan ekonomi yang ambisius dapat tercapai, membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat dan stabilitas ekonomi negara.
Strategi Pengungkit Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Pemerintah telah menyiapkan berbagai program unggulan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Salah satu program yang menjadi sorotan adalah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan target pembangunan 350 ribu rumah. Selain itu, program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor perumahan juga dioptimalkan untuk mendukung pembangunan 450 ribu rumah.
Kedua inisiatif di sektor perumahan ini dinilai memiliki potensi besar dalam mendorong sektor konstruksi. Program-program tersebut juga diharapkan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, menciptakan lapangan pekerjaan, dan menggerakkan roda perekonomian di tingkat lokal maupun nasional.
Selain sektor perumahan, pemerintah juga berencana menggenjot sektor pariwisata, terutama menjelang masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Presiden telah mengarahkan agar pelabuhan dan bandara di daerah destinasi wisata dipersiapkan secara optimal. Persiapan ini mencakup fasilitas untuk menerima kunjungan turis mancanegara, baik melalui penerbangan regional maupun internasional, sejalan dengan upaya menarik investasi langsung ke destinasi wisata.
Paket Stimulus Ekonomi dan Dampaknya
Pada kuartal II 2025, pemerintah telah meluncurkan lima paket stimulus ekonomi dengan nilai total mencapai Rp24,44 triliun. Stimulus ini dirancang untuk menjaga daya beli masyarakat, khususnya selama masa libur sekolah. Berbagai insentif telah diberikan, termasuk subsidi transportasi, diskon tarif tol, bantuan sosial, subsidi upah, dan insentif di sektor ketenagakerjaan.
Beberapa insentif transportasi meliputi diskon 30 persen untuk tiket kereta api, potongan PPN 6 persen untuk tiket pesawat, diskon 50 persen untuk angkutan laut, serta potongan tarif tol sebesar 20 persen. Langkah-langkah ini bertujuan untuk meringankan beban biaya perjalanan masyarakat dan mendorong mobilitas ekonomi.
Di bidang perlindungan sosial, pemerintah mengucurkan Rp11,93 triliun melalui tambahan manfaat Kartu Sembako dan distribusi beras 10 kilogram kepada 18,3 juta keluarga penerima manfaat. Sementara itu, di sektor ketenagakerjaan, Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebesar Rp300 ribu diberikan kepada sekitar 17,3 juta pekerja yang berpenghasilan di bawah Rp5 juta. Seluruh stimulus ini sedang dievaluasi sebagai dasar penyusunan kebijakan lanjutan pada kuartal III, memastikan efektivitas dan keberlanjutan program.
Tantangan dan Prospek Ekonomi ke Depan
Meskipun optimisme tinggi, pemerintah juga menyoroti dampak dari keputusan Amerika Serikat (AS) yang tetap mempertahankan tarif impor sebesar 19 persen. Kebijakan ini berpotensi memengaruhi prospek ekonomi Indonesia, khususnya dalam konteks perdagangan internasional. Namun, pemerintah tetap menaruh harapan besar pada sektor-sektor domestik yang dapat dioptimalkan dalam waktu dekat.
Fokus pada penguatan ekonomi domestik menjadi kunci untuk menghadapi tantangan eksternal. Dengan mengoptimalkan potensi pasar dalam negeri dan meningkatkan produktivitas sektor-sektor strategis, Indonesia diharapkan mampu menjaga momentum pertumbuhan. Evaluasi berkelanjutan terhadap kebijakan stimulus dan penyesuaian strategi akan terus dilakukan.
Pemerintah berkomitmen untuk terus memantau dinamika ekonomi global dan domestik. Dengan pendekatan yang adaptif dan responsif, target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen di tahun 2025 diharapkan dapat tercapai. Sinergi antara kebijakan fiskal dan moneter juga akan diperkuat untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan mendukung keberlanjutan pertumbuhan ekonomi.