Fakta Unik: 4.000 Ton Garam Disemai, BPBD Sumsel Perluas Jangkauan Operasi Modifikasi Cuaca Atasi Karhutla
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel kini memperluas jangkauan operasi modifikasi cuaca untuk menekan titik panas, total 4.000 ton garam telah disemai.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan secara signifikan memperluas jangkauan operasi modifikasi cuaca (OMC) di wilayahnya. Langkah strategis ini diambil sebagai respons terhadap peningkatan drastis titik panas yang berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Perluasan ini menunjukkan komitmen serius pemerintah daerah dalam mitigasi bencana.
Jika sebelumnya fokus hanya di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), kini OMC mencakup area yang lebih luas. Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Muara Enim, PALI, Prabumulih, dan Musi Rawas kini menjadi bagian dari target operasi. Ini bertujuan untuk menekan penyebaran titik api secara lebih efektif dan menyeluruh.
Operasi penyemaian garam ini telah dimulai sejak tanggal 29 Juli 2025 dan direncanakan berlangsung selama lima hari ke depan. Hingga saat ini, total 4.000 ton garam telah berhasil disemai di berbagai lokasi. Upaya ini diharapkan dapat memicu hujan dan mengurangi risiko karhutla.
Strategi Perluasan Jangkauan Operasi Modifikasi Cuaca
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, menjelaskan bahwa perluasan jangkauan operasi modifikasi cuaca didasarkan pada analisis cermat terhadap potensi awan hujan yang terdeteksi. Pemetaan awan ini menjadi kunci dalam menentukan area prioritas untuk penyemaian. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan efektivitas upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang kerap melanda wilayah ini.
Proses penyemaian garam dilakukan secara sistematis dalam tiga kali sorti penerbangan menggunakan pesawat Cessna C208 PK-SNL. Setiap sorti dirancang untuk mencakup wilayah spesifik. Sorti pertama menargetkan area di Musi Banyuasin dan Muara Enim, yang merupakan daerah dengan risiko tinggi.
Selanjutnya, sorti kedua difokuskan secara eksklusif di Kabupaten Ogan Komering Ilir, melanjutkan upaya yang telah dilakukan sebelumnya di sana. Sementara itu, sorti ketiga mencakup beberapa lokasi sekaligus, yaitu Muara Enim, Prabumulih, PALI, dan Musi Rawas. Setiap sorti membawa 1.000 kg garam (NaCl) yang disemai di ketinggian sekitar 10.000 kaki, memastikan dispersi yang optimal.
Total garam yang disemai dalam satu hari operasi mencapai 3.000 kg. Metode ini diharapkan dapat mempercepat proses kondensasi awan dan memicu turunnya hujan. Ini adalah pendekatan proaktif untuk mengelola cuaca demi kepentingan mitigasi bencana.
Upaya Pencegahan Karhutla di Tengah Peningkatan Titik Panas
Hingga periode saat ini, total tujuh daerah di Sumatera Selatan telah menjadi target utama operasi modifikasi cuaca. Data menunjukkan bahwa sebanyak 4.000 ton garam telah berhasil disemai secara akumulatif. Angka ini mencerminkan skala besar dari komitmen BPBD Sumsel dalam menghadapi ancaman karhutla.
Operasi modifikasi cuaca yang sedang berjalan ini dijadwalkan berlangsung selama lima hari, terhitung sejak tanggal 29 Juli 2025. Sebelumnya, BPBD Sumsel juga telah melaksanakan operasi serupa pada rentang waktu 13-18 Juli. Selama enam hari pelaksanaan operasi sebelumnya, total bahan semai yang digunakan mencapai 6,4 ton garam, menunjukkan konsistensi upaya.
Langkah-langkah mitigasi ini menjadi semakin mendesak mengingat data terbaru terkait titik panas. Sepanjang bulan Juli 2025, BPBD Sumsel mendeteksi sebanyak 1.316 titik panas atau hotspot di berbagai wilayah. Angka ini merupakan yang tertinggi yang tercatat sepanjang tahun 2025, mengindikasikan tingkat kerawanan kebakaran yang sangat tinggi.
Peningkatan jumlah titik panas ini menjadi alarm bagi seluruh pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan. Dengan adanya perluasan jangkauan operasi modifikasi cuaca, diharapkan intensitas dan frekuensi hujan dapat meningkat. Hal ini krusial untuk membasahi lahan gambut dan mengurangi risiko penyebaran api secara signifikan.