Fakta Unik Buaya Muara: Perburuan Buaya Aceh di Krueng Meureubo Diintensifkan, Warga Diminta Waspada
BKSDA Aceh tingkatkan perburuan Buaya Aceh di Sungai Krueng Meureubo menyusul penampakan berulang. Apa yang membuat buaya ini menjadi ancaman serius bagi warga?

Pihak berwenang di Aceh Barat meningkatkan upaya perburuan buaya di Sungai Krueng Meureubo. Langkah ini diambil menyusul penampakan berulang buaya yang meresahkan masyarakat setempat. Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh bekerja sama dengan tim Wildlife Response Unit (WRU) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat.
Kerja sama ini difokuskan pada relokasi perangkap buaya ke lokasi baru. Perangkap yang sebelumnya dipasang di Desa Pasie Aceh Tunong, Kecamatan Meureubo, kini dipindahkan. Lokasi baru yang dipilih adalah Desa Beuregang, Kecamatan Kaway XVI, Aceh Barat.
Relokasi perangkap ini bertujuan untuk mengoptimalkan pencarian buaya. Keberadaan buaya telah menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan warga. Mereka merasa terancam, terutama saat beraktivitas di sekitar tepi sungai.
Intensifikasi Perburuan Buaya Muara di Krueng Meureubo
Upaya penangkapan buaya di Sungai Krueng Meureubo terus diintensifkan oleh BKSDA Aceh. Hal ini dilakukan setelah beberapa kali penampakan buaya yang dilaporkan warga. Tim gabungan BKSDA Aceh Meulaboh Resort dan WRU-BPBD Aceh Barat aktif bergerak di lapangan.
Menurut Pelaksana Tugas Kepala BPBD Aceh Barat, Teuku Ronald Nehdiansyah, relokasi perangkap adalah bagian dari strategi. Perangkap yang awalnya berada di Desa Pasie Aceh Tunong dipindahkan ke Desa Beuregang. Pemindahan ini dilakukan pada hari Selasa, 7 Agustus.
Teuku Ronald menjelaskan bahwa pemindahan lokasi perangkap dilakukan atas dasar laporan warga. Seorang warga baru-baru ini melihat buaya di bagian lain sungai. Oleh karena itu, area pencarian perlu diperluas dan disesuaikan dengan titik penampakan terbaru.
Langkah ini menunjukkan keseriusan pihak berwenang dalam menangani isu keselamatan warga. Mereka berupaya memastikan buaya dapat ditangkap dan direlokasi dengan aman. Tujuannya adalah mengurangi risiko interaksi negatif antara manusia dan satwa liar.
Kekhawatiran Warga dan Spesies Buaya yang Diburu
Kehadiran buaya di sepanjang Sungai Krueng Meureubo telah memicu kekhawatiran mendalam. Terutama di wilayah Desa Pasi Aceh, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat. Masyarakat merasa tidak aman untuk beraktivitas di dekat sungai.
Spesies buaya yang menjadi target perburuan ini adalah buaya muara (Crocodylus porosus). Buaya ini dikenal sebagai salah satu predator terbesar di habitat air tawar dan payau. Keberadaannya di sungai dapat membahayakan manusia.
Penting untuk dicatat bahwa buaya muara merupakan spesies yang dilindungi. Status perlindungannya diatur dalam undang-undang nasional tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Oleh karena itu, penangkapan harus dilakukan dengan hati-hati.
BKSDA Aceh berupaya menangkap buaya ini untuk kemudian direlokasi. Relokasi adalah solusi yang mengutamakan keselamatan manusia sekaligus menjaga kelestarian satwa. Ini adalah pendekatan yang seimbang dalam konservasi satwa liar.
Insiden Serangan Buaya di Indonesia: Studi Kasus
Insiden serangan buaya telah sering dilaporkan di berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Kasus-kasus ini menyoroti risiko yang dihadapi masyarakat yang tinggal di dekat habitat buaya. Pentingnya kewaspadaan menjadi sangat krusial.
Sebagai contoh, pada Februari 2019, seorang nelayan di Sungai Seranggas, Kalimantan Tengah, kehilangan lengannya akibat serangan buaya. Kemudian, pada 8 April 2020, seorang anak laki-laki berusia enam tahun tewas. Ia diserang buaya muara saat berenang di dekat pantai di Buru, Maluku.
Kasus lain terjadi pada 12 Januari 2025, di Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Tim penyelamat menemukan jasad seorang anak perempuan berusia lima tahun. Anak tersebut dilaporkan disambar buaya muara saat mandi di bekas kolam penambangan timah.
Menurut I Made Oka Astawa, Kepala Basarnas Pangkalpinang, jasad korban ditemukan mengambang tidak jauh dari lokasi kejadian. Insiden-insiden ini menggarisbawahi perlunya edukasi dan tindakan pencegahan. Ini juga menunjukkan pentingnya penanganan cepat oleh pihak berwenang.