Fakta Unik: Capai 67 Ribu Hektare, Luas Tambah Tanam Cirebon Jadi Kunci Swasembada Pangan Nasional
Kementerian Pertanian mencatat Luas Tambah Tanam Cirebon telah mencapai 67 ribu hektare, mendekati target swasembada pangan. Apa saja upaya Kementan dan Pemda?

Kementerian Pertanian (Kementan) melaporkan capaian signifikan dalam program swasembada pangan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Hingga bulan Juni 2025, luas tambah tanam (LTT) di wilayah tersebut telah mencapai 67 ribu hektare. Angka ini merupakan realisasi dari target ambisius sebesar 105.045 hektare yang telah ditetapkan.
Pencapaian ini menjadi tonggak penting dalam upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional dan menjaga stabilitas produksi. Program ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan Indonesia, khususnya melalui peningkatan produktivitas padi di salah satu lumbung padi Jawa Barat.
Penanggung Jawab Program Swasembada Pangan Kabupaten Cirebon, Atin Yulyatin, menyampaikan data ini pada Minggu (10/8) di Cirebon. Realisasi Luas Tambah Tanam Cirebon ini menunjukkan komitmen serius dalam menghadapi tantangan pertanian dan memastikan ketersediaan pangan bagi masyarakat.
Fokus Kementan dan Tantangan Petani
Petani padi di Cirebon seringkali menghadapi berbagai tantangan musiman yang dapat mengancam hasil panen. Mulai dari ancaman kekeringan ekstrem hingga serangan hama dan penyakit yang merusak tanaman, kondisi ini memerlukan respons cepat dan terukur dari pemerintah.
Kementerian Pertanian telah merespons tantangan ini dengan menyalurkan berbagai bantuan strategis. Bantuan tersebut meliputi alat dan mesin pertanian (alsintan) modern serta bibit unggul secara gratis kepada para petani. Langkah ini bertujuan untuk mempercepat proses tanam dan meningkatkan kualitas serta kuantitas produksi padi.
Untuk mengatasi masalah kekeringan, Kementan menyalurkan bantuan irigasi perpompaan dan melakukan perbaikan sistem irigasi yang ada. Selain itu, pestisida juga disediakan secara memadai guna melindungi tanaman dari ancaman hama dan penyakit. Subsidi pupuk juga diberikan untuk meringankan beban petani dan memastikan nutrisi tanaman terpenuhi.
Strategi Jangka Panjang dan Peran Pemda
Dalam upaya menjaga dan meningkatkan produksi padi secara berkelanjutan, Kementerian Pertanian tidak hanya fokus pada bantuan fisik. Kementan juga mengandalkan penerapan teknologi pertanian terkini dan peran aktif penyuluh pertanian di lapangan. Pemanfaatan benih unggul serta penguatan kelembagaan petani menjadi prioritas untuk menciptakan ekosistem pertanian yang mandiri dan produktif.
Atin Yulyatin menegaskan bahwa target utama Kementan adalah menjaga stabilitas dan peningkatan produksi padi di Cirebon. Strategi percepatan tanam melalui kegiatan Luas Tambah Tanam Cirebon menjadi kunci untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini menunjukkan pendekatan komprehensif dalam menghadapi tantangan pertanian.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya, menjelaskan peran pemerintah daerah. Pemda berupaya menjaga lahan produktif agar tidak terjadi alih fungsi lahan yang masif. Upaya ini diwujudkan melalui penetapan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 32 Tahun 2024 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah.
Data Pertanian Cirebon
Perda tersebut secara spesifik menetapkan 44 ribu hektare lahan pertanian padi sebagai area yang harus dilindungi dari alih fungsi. Kebijakan ini merupakan langkah proaktif untuk memastikan keberlanjutan sektor pertanian di Cirebon dan menjaga ketersediaan lahan produktif.
Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon mencatat jumlah kelompok tani di daerah tersebut mencapai sekitar 33 ribu. Kelompok-kelompok ini menaungi sekitar 72 ribu petani penggarap yang aktif dalam kegiatan budidaya padi. Angka ini menunjukkan potensi besar dalam sektor pertanian Cirebon.
Adapun luas lahan sawah produktif di Kabupaten Cirebon saat ini mencapai lebih dari 51 ribu hektare. Data ini menggarisbawahi pentingnya Cirebon sebagai salah satu sentra produksi padi nasional dan kontribusinya terhadap ketahanan pangan Indonesia.