Fakta Unik: Nila Asap Berkualitas Tinggi dari Rutan Lubuk Sikaping, WBP Terampil Olah Ikan Salai
Rutan Lubuk Sikaping bersinergi dengan penyuluh perikanan melatih WBP mengolah ikan nila menjadi produk ikan salai berkualitas, membuka peluang kemandirian ekonomi.

Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, menunjukkan komitmen kuat dalam pemberdayaan warga binaan pemasyarakatan (WBP) melalui program inovatif. Mereka bersinergi dengan penyuluh perikanan setempat untuk mengolah ikan nila, salah satu komoditas perikanan unggulan, menjadi produk ikan salai yang bernilai ekonomis. Kegiatan ini dilaksanakan langsung di kolam dan area pengolahan Rutan, memberikan keterampilan praktis yang sangat berharga bagi para WBP.
Program pengolahan ikan salai ini merupakan hasil kolaborasi erat antara Rutan Lubuk Sikaping dan Penyuluh Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Kabupaten Pasaman. Inisiatif strategis ini bertujuan meningkatkan kualitas keterampilan WBP, khususnya dalam bidang pengolahan hasil perikanan, serta membuka peluang ekonomi baru bagi mereka setelah bebas. Kolaborasi semacam ini menjadi contoh nyata sinergi antarlembaga pemerintah dalam mendukung pembangunan sumber daya manusia.
Menurut Kepala Rutan Kelas IIB Lubuk Sikaping, Resman Hanafi, pengolahan ikan salai tidak hanya memberikan pengalaman baru yang berharga bagi WBP. Namun juga menjadi langkah strategis mendukung program akselerasi Menteri Hukum dan HAM, Agus Andrianto, yang berfokus pada pemberdayaan WBP, ketahanan pangan, dan pengembangan UMKM di Indonesia. Ini adalah upaya konkret Rutan dalam berkontribusi pada agenda nasional.
Sinergi Pemberdayaan WBP dan Ketahanan Pangan Nasional
Kegiatan pengolahan ikan nila menjadi produk ikan salai ini merupakan bentuk sinergi nyata antara Rutan Lubuk Sikaping dan KKP. Pendampingan langsung dari Penyuluh Perikanan KKP memastikan setiap tahapan proses berjalan sesuai standar dan memberikan transfer ilmu yang efektif kepada WBP. Resman Hanafi menegaskan bahwa kolaborasi ini sejalan dengan visi pemerintah dalam mendukung Astacita Presiden RI.
Fokus utamanya adalah pada peningkatan kapasitas WBP agar memiliki bekal kemandirian ekonomi yang kuat setelah mereka kembali ke masyarakat, sekaligus memperkuat ketahanan pangan lokal. Program ini juga mencerminkan semangat 'Pemasyarakatan PASTI Bermanfaat untuk Masyarakat' yang digaungkan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, memperluas dampak positif Rutan bagi komunitas.
Proses Pengolahan Ikan Salai Berkualitas Tinggi dan Higienis
WBP di Rutan Lubuk Sikaping dilatih secara komprehensif dalam setiap tahapan pengolahan ikan salai, mulai dari persiapan bahan baku hingga produk akhir. Proses ini meliputi pembersihan ikan nila secara seksama, penggaraman untuk pengawetan awal, hingga pembuatan bumbu khusus yang akan meresap sempurna saat pengasapan. Setiap langkah diawasi ketat untuk menjamin kualitas.
Mereka juga diajarkan teknik pengasapan ikan menggunakan alat drum modifikasi yang dirancang khusus untuk menghasilkan asap merata dan sempurna, memberikan aroma dan rasa khas pada ikan salai. Dengan pendampingan tenaga ahli dari KKP, produk ikan salai (nila asap) yang dihasilkan kini memiliki kualitas tinggi, lebih higienis, dan siap bersaing di pasar UMKM. Ini meningkatkan nilai jual ikan basah secara signifikan.
Prospek UMKM Unggulan dan Kemandirian Ekonomi WBP
Produk ikan salai yang dihasilkan dari program ini memiliki potensi besar untuk menjadi UMKM unggulan Rutan Lubuk Sikaping dan berkontribusi pada ekonomi daerah. Melalui peningkatan kualitas dan higienitas, produk ikan basah ini kini memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan daya saing yang kuat di pasaran. Hal ini membuka peluang baru bagi WBP untuk menjadi wirausahawan.
Kegiatan ini diharapkan membekali WBP dengan keterampilan praktis yang dapat menjadi modal utama kemandirian ekonomi mereka pasca-pembebasan, mengurangi potensi residivisme. Selain itu, Rutan Lubuk Sikaping berencana menciptakan brand khusus untuk produk ikan salai ini agar lebih dikenal luas dan mampu menembus pasar yang lebih besar, mendukung semangat 'Pemasyarakatan PASTI Bermanfaat untuk Masyarakat'.