Fantastis! Kinerja PAM Mineral Meroket, Laba Bersih Tumbuh 386,51 Persen di Semester I-2025
PT PAM Mineral Tbk (NICL) mencatatkan lonjakan kinerja PAM Mineral yang signifikan, dengan laba bersih melonjak 386,51 persen pada Semester I-2025, memicu rasa penasaran akan strategi di baliknya.

PT PAM Mineral Tbk (NICL), perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan, berhasil membukukan pencapaian finansial yang luar biasa pada semester pertama tahun 2025. Perseroan mencatatkan kenaikan laba bersih yang fantastis, mencapai Rp358,07 miliar. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 386,51 persen secara tahunan (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp73,59 miliar.
Peningkatan laba bersih yang signifikan ini tidak terlepas dari performa penjualan yang juga melonjak drastis. Penjualan NICL pada Semester I-2025 tercatat sebesar Rp1,05 triliun, meningkat 152,07 persen (yoy) dari Rp419,19 miliar pada Semester I-2024. Direktur Utama NICL, Ruddy Tjanaka, menyatakan kepuasannya terhadap kinerja operasional dan keuangan ini, terutama di tengah situasi geopolitik global yang masih belum stabil.
Lonjakan penjualan ini didorong oleh peningkatan volume penjualan nikel yang mencapai 1.885.433 metrik ton (mt) pada Semester I-2025, naik 166,46 persen (yoy) dari 707.597 mt pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kinerja positif ini mengindikasikan strategi yang efektif dalam menghadapi dinamika pasar dan mengoptimalkan potensi bisnis perseroan.
Peningkatan Penjualan dan Efisiensi Biaya
Peningkatan penjualan yang signifikan oleh PAM Mineral tidak hanya didukung oleh volume, tetapi juga diiringi dengan efisiensi biaya yang ketat. Laba kotor perseroan tercatat meningkat 266,43 persen (yoy), dari Rp142,85 miliar pada Semester I-2024 menjadi Rp523,46 miliar pada Semester I-2025. Seiring dengan peningkatan ini, marjin laba kotor juga mengalami kenaikan, dari 34,08 persen menjadi 49,54 persen.
Efisiensi ini berdampak langsung pada laba usaha perseroan yang meroket 419,32 persen (yoy), dari Rp87,87 miliar pada Semester I-2024 menjadi Rp456,30 miliar. Kombinasi antara peningkatan volume penjualan nikel dan pengelolaan beban usaha yang efisien menjadi kunci utama dalam melambungkan laba bersih NICL. Hal ini menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengelola operasional secara optimal.
Ruddy Tjanaka menegaskan bahwa peningkatan volume penjualan serta efisiensi beban usaha adalah faktor utama yang menyebabkan laba bersih melambung tajam. Strategi ini memungkinkan perseroan untuk tidak hanya meningkatkan pendapatan, tetapi juga mempertahankan profitabilitas yang tinggi di tengah tantangan pasar.
Komitmen Dividen dan Prospek Nikel
Secara historis, PAM Mineral memiliki rekam jejak yang konsisten dalam pembagian dividen kepada para pemegang sahamnya. Perseroan telah membagikan dividen interim sebesar Rp159,53 miliar, yang setara dengan 82,60 persen dari laba bersih periode buku 31 Maret 2025. Komitmen ini menunjukkan dedikasi perusahaan terhadap nilai pemegang saham.
Ke depan, NICL berkomitmen untuk terus melakukan pembagian dividen, dengan besaran yang akan menyesuaikan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Ini memberikan sinyal positif bagi investor mengenai prospek pengembalian investasi di masa mendatang, memperkuat kepercayaan terhadap manajemen perusahaan.
Meskipun demikian, perseroan memproyeksikan harga nikel masih akan fluktuatif pada semester kedua tahun 2025. Faktor-faktor seperti kebijakan tarif perdagangan Amerika Serikat (AS) yang masih menghantui stimulus ekonomi global, ditambah adanya kelebihan pasokan nikel, menjadi tantangan. Namun, Ruddy melihat peluang strategis bagi industri nikel domestik, terutama di tengah ketegangan antara China dan negara barat, yang membuat banyak negara mencari alternatif pasokan logam kritis. Indonesia berpotensi menjadi pemain kunci non-China dalam rantai pasok global.
Kesehatan Finansial Perseroan
Selain kinerja laba yang cemerlang, kesehatan finansial PAM Mineral juga menunjukkan perkembangan positif. Pada Semester I-2025, total aset perseroan tumbuh 4,73 persen year to date (ytd) menjadi Rp1,09 triliun, dibandingkan Rp1,05 triliun pada Desember 2024. Peningkatan aset ini mencerminkan ekspansi dan stabilitas finansial perusahaan.
Di sisi lain, perseroan berhasil mencatatkan penurunan jumlah liabilitas menjadi Rp150,69 miliar pada Semester I-2025, dari sebelumnya Rp171,92 miliar pada Desember 2024. Penurunan liabilitas ini menunjukkan pengelolaan utang yang baik dan mengurangi risiko finansial.
Sejalan dengan itu, total ekuitas perusahaan juga meningkat signifikan, dari Rp878,18 miliar pada Semester I-2024 menjadi Rp949,13 miliar pada Semester I-2025. Peningkatan ekuitas ini menegaskan posisi keuangan yang semakin kuat dan sehat, memberikan fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan berkelanjutan di masa depan.