Festival Semarak Ekraf: Kota Pangkalpinang Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kreatif
Pemerintah Kota Pangkalpinang menggelar Festival Semarak Ekonomi Kreatif (Ekraf) untuk menggerakkan sektor ekonomi lokal dan mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis kreativitas budaya.

Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menggelar Festival Semarak Ekonomi Kreatif (Ekraf) selama dua hari, pada tanggal 9-10 Mei 2025 di Alun-Alun Taman Merdeka. Festival ini merupakan yang pertama kali diadakan dan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui pemberdayaan sektor ekonomi kreatif. Inisiatif ini dilatarbelakangi oleh penetapan Pangkalpinang sebagai Kota Kreatif dengan produk unggulan kuliner, yaitu otak-otak.
Pelaksana tugas Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Pangkalpinang, Juhaini, menjelaskan bahwa festival ini merupakan langkah awal pengembangan ekonomi kreatif di kota tersebut. Festival ini diharapkan dapat menciptakan iklim bisnis yang positif, mengembangkan ekonomi berbasis sumber daya terbarukan, dan mendorong inovasi serta keunggulan kompetitif daerah. Lebih jauh, acara ini juga bertujuan untuk membangun citra dan identitas budaya bangsa serta memberikan dampak sosial positif bagi masyarakat.
Festival Semarak Ekraf 2025 menampilkan 17 subsektor ekonomi kreatif, termasuk kuliner, kriya, fesyen, musik, fotografi, seni rupa, seni pertunjukan, penerbitan, aplikasi, arsitektur, desain interior, desain produk, pengembangan permainan, televisi dan radio, desain komunikasi visual, film, animasi dan video, serta periklanan. Kehadiran subsektor yang beragam ini menunjukkan komitmen Pemkot Pangkalpinang dalam mendukung pelaku ekonomi kreatif dan mendorong tumbuhnya sektor-sektor inovatif yang mampu bersaing di tingkat global.
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Kreativitas
Direktur Fesyen Kementerian Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Romi Astuti, menekankan bahwa festival ini bukan sekadar perayaan, melainkan wujud nyata komitmen daerah untuk mendorong ekonomi berbasis kreativitas budaya dan informasi. "Dengan tema 'Sikok Pangkalpinang Segala Kreasi', ini merupakan simbol semangat kolektif ekonomi kreatif nasional. Kata 'Sikok' yang dalam bahasa Indonesia artinya satu, menyerukan ajakan kepada semua dan semangat kolaborasi, gotong royong dan keberagaman karya," katanya.
Penetapan Pangkalpinang sebagai Kota Kreatif dengan subsektor unggulan kuliner (otak-otak) menjadi pengakuan atas kekayaan lokal yang telah lama menjadi identitas dan kebanggaan masyarakat. Hal ini bukan hanya penghargaan, tetapi juga tantangan dan peluang untuk mengembangkan kreativitas kuliner agar dapat berkembang menjadi produk ekonomi bernilai tinggi, membuka lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan, dan memperkuat jati diri daerah.
Festival ini juga selaras dengan visi Kementerian Ekonomi Kreatif untuk menjadikan ekonomi kreatif sebagai penggerak perekonomian baru di tingkat nasional maupun daerah. Romi Astuti berharap Festival Semarak Kota Pangkalpinang 2025 menjadi titik tolak kebangkitan ekonomi kreatif di kota tersebut, sekaligus menjadi momentum bagi pelaku usaha, ajang prestasi bagi pelaku seni budaya, dan inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkarya dan mencintai daerahnya.
Subsektor Ekonomi Kreatif yang Dihadirkan
Berikut subsektor ekonomi kreatif yang ditampilkan dalam Festival Semarak Ekraf Pangkalpinang 2025:
- Kuliner
- Kriya
- Fesyen
- Musik
- Fotografi
- Seni Rupa
- Seni Pertunjukan
- Penerbitan
- Aplikasi
- Arsitektur
- Desain Interior
- Desain Produk
- Pengembangan Permainan
- Televisi dan Radio
- Desain Komunikasi Visual
- Film, Animasi dan Video
- Periklanan
Festival ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian Kota Pangkalpinang dan menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengembangkan potensi ekonomi kreatif lokal.
Dengan menggabungkan kreativitas, inovasi, dan kolaborasi, Festival Semarak Ekraf Pangkalpinang 2025 berpotensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.