Fitch Pertahankan Peringkat Kredit Indonesia, Bukti Kebijakan Ekonomi Terjaga Baik
Fitch Ratings mempertahankan peringkat kredit Indonesia di level 'BBB' dengan outlook stabil, mencerminkan kepercayaan lembaga tersebut terhadap kebijakan ekonomi pemerintah.

Jakarta, 12 Maret 2024 - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan optimisme terkait keputusan Fitch Ratings yang mempertahankan peringkat kredit Indonesia. Keputusan ini, menurutnya, merupakan bukti nyata kepercayaan internasional terhadap pengelolaan ekonomi Indonesia. Peringkat kredit Indonesia tetap berada di level 'BBB' dengan outlook stabil, hasil asesmen yang dilakukan pada awal Februari lalu. Fitch menilai stabilitas ekonomi dan pengelolaan utang pemerintah sebagai kekuatan utama Indonesia.
Sri Mulyani menambahkan, "Afirmasi peringkat oleh Fitch ini menjadi bukti konkret bahwa kebijakan di Indonesia terus terjaga dengan baik." Pernyataan tersebut disampaikannya di Jakarta pada Rabu, 12 Maret 2024. Keberhasilan mempertahankan peringkat kredit ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi makro di tengah tantangan global.
Meskipun proyeksi defisit fiskal sedikit meningkat menjadi 2,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun ini (dibandingkan dengan defisit APBN 2024 sebesar 2,29 persen), Fitch tetap memberikan apresiasi atas komitmen pemerintah dalam meningkatkan pendapatan negara dan melakukan efisiensi pengeluaran. Langkah-langkah ini diyakini akan mampu menurunkan rasio utang pemerintah secara bertahap.
Fitch Sorot Stabilitas Ekonomi dan Prospek Pertumbuhan Indonesia
Salah satu poin penting yang menjadi sorotan Fitch adalah stabilitas ekonomi Indonesia. Rasio utang pemerintah yang terjaga dengan baik, berada di level 39,6 persen dari PDB per Januari 2025 (atau sekitar Rp8.909,14 triliun), menunjukkan kemampuan pemerintah dalam mengelola keuangan negara. Fitch juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap tinggi dalam jangka menengah, ditopang oleh permintaan domestik yang kuat.
Pertumbuhan PDB riil Indonesia diproyeksikan mencapai 5 persen pada tahun ini. Konsumsi domestik, termasuk belanja pemerintah untuk bantuan sosial dan infrastruktur, menjadi pendorong utama pertumbuhan. Pertumbuhan investasi swasta dan keberlanjutan hilirisasi juga memberikan kontribusi positif. Namun, Fitch juga mengingatkan akan tantangan pertumbuhan pada tahun 2026 akibat dinamika eksternal, seperti penurunan permintaan impor dari China dan kebijakan tarif tinggi dari Amerika Serikat.
Pemerintah menargetkan penurunan rasio utang pemerintah menjadi 39,1 persen dari PDB pada tahun 2028. Komitmen ini, menurut Sri Mulyani, menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjaga kesehatan fiskal negara dan memastikan keberlanjutan pembangunan ekonomi.
Potensi Peningkatan Peringkat dan Tantangan yang Dihadapi
Fitch mencatat beberapa poin penting lainnya. Salah satunya adalah pembentukan Dana Kekayaan Negara (Sovereign Wealth Fund/SWF) Danantara. Meskipun Fitch mengakui tujuan baik di balik pembentukan Danantara untuk pembangunan berkelanjutan dan peningkatan investasi strategis, namun lembaga tersebut juga menyoroti potensi risiko kewajiban kontijensi yang perlu diwaspadai pemerintah.
Secara keseluruhan, Fitch menilai terdapat potensi peningkatan peringkat kredit Indonesia di masa mendatang. Namun, hal ini bergantung pada kemampuan pemerintah dalam meningkatkan rasio pendapatan secara signifikan dan mengurangi kerentanan eksternal. Pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan pendapatan negara dan mengelola risiko ekonomi global dengan cermat.
Kesimpulannya, peringkat kredit Indonesia yang dipertahankan oleh Fitch merupakan capaian positif yang menunjukkan kepercayaan internasional terhadap kebijakan ekonomi pemerintah. Namun, pemerintah perlu tetap waspada terhadap tantangan yang ada dan terus berupaya meningkatkan kinerja ekonomi Indonesia.