FOTO Bali Festival 2025: 34 Fotografer dari 10 Negara Pamerkan Kehidupan dan Budaya Nusantara
FOTO Bali Festival 2025 sukses memukau wisatawan dengan puluhan karya fotografi dari 34 fotografer 10 negara, mengenalkan budaya Nusantara secara mendalam.

Pameran fotografi bertajuk FOTO Bali Festival 2025 kini tengah berlangsung di Nuanu Creative City, Tabanan, Bali. Festival ini menampilkan puluhan karya seni foto dan proyek multimedia yang bertujuan untuk mengenalkan kekayaan budaya Nusantara kepada para wisatawan.
Acara yang diikuti oleh 34 fotografer dari 10 negara ini akan diselenggarakan selama 23 hari, menawarkan pengalaman visual storytelling yang mendalam. Tema utama yang diangkat dalam festival perdana ini adalah 'Life' atau kehidupan, merefleksikan berbagai aspek eksistensi manusia.
Direktur FOTO Bali Festival, Kelsang Dolma, menyampaikan kebanggaannya atas kolaborasi tim yang cepat dan matang dalam mewujudkan pameran ini. Ia berharap festival ini dapat memberikan ruang yang layak bagi seni fotografi di kawasan ini, sekaligus menjadi sumber motivasi untuk terus berkembang.
Fokus dan Tujuan Festival
FOTO Bali Festival 2025 hadir sebagai pengingat akan potensi besar ketika individu yang peduli terhadap seni bersatu dan berkolaborasi. Kelsang Dolma menekankan bahwa respons positif yang beragam dari edisi pertama ini menjadi dorongan kuat untuk melangkah maju. Festival ini berupaya mengubah persepsi bahwa fotografi belum mendapatkan tempat yang semestinya di wilayah ini.
Pameran ini didesain untuk memberikan nuansa visual storytelling yang berbeda di tiga lokasi utama. Seluruh lokasi berpusat di Nuanu Creative City, meliputi Labyrinth Art Gallery, Labyrinth Garden, dan Popper’s Triangle, yang masing-masing menawarkan pengalaman unik.
FOTO Bali Festival 2025 melibatkan seniman-seniman terkemuka dari Asia Tenggara dan mancanegara. Beberapa nama yang berpartisipasi antara lain Ali Monis Naqvi, Arum Dayu, Atal Pamo, Azkaluna, Carolina Krieger, Catharine Neilson, Divya Cowasji, Ennuh Tiu, Gabriella Morton, Gorkey Patwal & Anubha Verma, I Wayan Ade Saputra, Karolina Gembara, Kim Hak, Kresnanta, dan Lê Nguyên Phương.
Respon Positif dari Pengunjung
Pameran FOTO Bali Festival di Nuanu Creative City berhasil memukau para wisatawan yang berkunjung. Salah satunya adalah Clara Benavente, seorang wisatawan asal Spanyol, yang mengaku sangat senang dapat melihat langsung pameran foto ini. Melalui puluhan foto yang dipamerkan, ia merasa secara tidak langsung dapat memahami kehidupan dan budaya Indonesia, khususnya Bali.
Clara mengungkapkan kekagumannya terhadap pameran yang dinilainya luar biasa. Ia mendapatkan wawasan tentang kehidupan masyarakat Indonesia, baik di dalam maupun di luar rumah. Sebuah foto kalender Bali menjadi salah satu yang paling menarik perhatiannya, karena dari sana ia tidak hanya mengenal budaya, tetapi juga memahami tanggal-tanggal penting upacara umat Hindu.
Menurut Clara, pameran semacam ini harus terus diadakan agar generasi muda di Indonesia, khususnya Bali, tidak melupakan adat dan budaya mereka di tengah kemajuan zaman. Senada dengan itu, Reyni, wisatawan asal Jakarta, juga mengungkapkan kekagumannya. Ia merasa beruntung bisa mengenal adat dan budaya Bali melalui pameran foto ini, di samping menikmati keindahan objek wisata Nuanu.
Kurasi dan Rangkaian Acara Pendukung
Gatari Surya Kusuma, tim kurator FOTO Bali Festival 2025, menjelaskan bahwa ada 32 buah foto yang dipamerkan dalam festival ini. Pemilihan tema 'LIFE' atau kehidupan didasarkan pada sifatnya yang terbuka, memungkinkan beragam pengalaman tanpa definisi tunggal. Tema ini memberikan ruang bagi seniman untuk merefleksikan makna hidup, duka, memori, dan memulai kembali.
Karya seni yang ditampilkan dalam festival ini mencerminkan kesedihan, keintiman, ketahanan, dan kebaruan, yang masing-masing dibentuk dari pengalaman pribadi dan konteks budaya. Gatari menambahkan bahwa proses kurasi membawa tim untuk menelaah kembali ruang-ruang yang sering terlupakan dalam narasi visual.
Selain pameran, FOTO Bali Festival juga menyelenggarakan rangkaian acara edukatif. Terdapat kurang lebih 25 sesi diskusi yang dipimpin oleh lebih dari 20 pembicara dan fasilitator. Programnya sangat beragam, mulai dari eksperimen ruang gelap dan laboratorium visual storytelling hingga diskusi panel dan tur, yang dipandu oleh figur-figur penting di dunia fotografi kontemporer, seperti Beawiharta, Edy Purnomo, dan Film Photography Club.