Gedung Baru SMKN Sukapura Diresmikan, Dukung Pariwisata Bromo dan Skill Warga Lokal
Gubernur Jatim resmikan gedung baru SMKN Sukapura di Probolinggo untuk meningkatkan skill warga dan mendukung sektor pariwisata Gunung Bromo, dengan fokus pada jurusan perhotelan dan kuliner.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meresmikan gedung baru SMK Negeri (SMKN) Sukapura di Kabupaten Probolinggo pada Sabtu, 4 Mei 2024. Peresmian ini bertujuan untuk mendukung pengembangan kawasan wisata Gunung Bromo dan meningkatkan keterampilan warga sekitar. Gedung baru ini dibangun dengan anggaran Rp4,37 miliar dari APBD Jawa Timur dan dilengkapi dengan fasilitas penunjang seperti ruang kelas, laboratorium, kantor, bimbingan konseling, dan UKS. Peresmian ditandai dengan penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita oleh Gubernur Khofifah, didampingi Bupati Probolinggo dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim.
Pembangunan SMKN Sukapura telah dimulai sejak tahun 2020. Sebelumnya, sekolah ini menumpang di SD Ngadisari. Khofifah menjelaskan bahwa pembangunan gedung baru ini merupakan aspirasi warga yang menginginkan peningkatan keterampilan anak-anak muda di Sukapura, khususnya di bidang pariwisata. Jurusan perhotelan dan kuliner dipilih karena paling relevan dengan kondisi geografis sekolah yang berada di kawasan wisata Gunung Bromo dan paling diminati.
Sekolah ini akan mulai beroperasi pada bulan Juni 2024, setelah proses penerimaan siswa baru dan pemindahan peralatan praktik dari gedung lama selesai. Selain gedung utama, Pemprov Jatim juga mengalokasikan anggaran Rp657.937.500 untuk membangun utilitas dasar, termasuk 12 bilik toilet. Gubernur Khofifah menekankan pentingnya kerja sama antara SMKN Sukapura dengan para pelaku usaha di sektor perhotelan sekitar Gunung Bromo untuk menjamin keberlangsungan produktivitas siswa dan pemberdayaan ekonomi lokal.
Peningkatan Skill dan Sinergi Pariwisata
Gubernur Khofifah secara khusus meminta Bupati Probolinggo untuk memfasilitasi kerja sama antara SMKN Sukapura dengan hotel-hotel di sekitar Gunung Bromo. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan keterampilan yang telah mereka pelajari. Salah satu contohnya adalah pemanfaatan mesin pencuci dan pengering sprei yang modern di sekolah, dengan kemampuan pengeringan hingga 90 persen dalam waktu lima menit.
Khofifah juga menekankan pentingnya penyesuaian kurikulum dengan kebutuhan pasar. Selain perhotelan dan kuliner, ia menyarankan pengembangan jurusan seni budaya, khususnya yang berkaitan dengan budaya Tengger. Hal ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, dengan menawarkan pengalaman budaya yang kaya di samping keindahan alam Gunung Bromo.
Dengan adanya jurusan seni budaya yang terintegrasi dengan kebutuhan pasar, diharapkan dapat memberikan pengayaan budaya bagi wisatawan. Hal ini sejalan dengan upaya untuk meningkatkan daya saing pariwisata di kawasan Gunung Bromo. Khofifah berharap agar pengembangan SDM di daerah selaras dengan kebutuhan pasar, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Respon Positif dari Siswa
Amara, seorang siswi kelas X jurusan perhotelan SMKN Sukapura, mengungkapkan rasa senangnya atas gedung sekolah yang baru. Ia merasakan perbedaan yang signifikan, dengan suasana yang lebih luas dan sejuk dibandingkan gedung lama. Hal ini menunjukkan dampak positif dari pembangunan gedung baru bagi siswa dan proses belajar mengajar di SMKN Sukapura.
Gedung baru SMKN Sukapura bukan hanya sekadar bangunan fisik, tetapi juga simbol komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan wisata Gunung Bromo. Dengan fasilitas yang memadai dan kurikulum yang relevan, diharapkan SMKN Sukapura dapat mencetak generasi muda yang terampil dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan sosial di daerahnya.
Kehadiran SMKN Sukapura dengan fasilitas yang lengkap diharapkan dapat mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia di wilayah tersebut, sehingga mampu bersaing dan berkontribusi pada kemajuan sektor pariwisata Gunung Bromo. Investasi ini merupakan langkah strategis dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan, yang tidak hanya fokus pada keindahan alam, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat lokal.