Gerakan Kolektif: KLH Tekankan Pentingnya Selamatkan Mangrove Indonesia
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menekankan pentingnya gerakan kolektif untuk menyelamatkan ekosistem mangrove Indonesia yang luas dan berperan vital dalam mitigasi perubahan iklim serta kesejahteraan masyarakat pesisir.

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) menyerukan pentingnya gerakan kolektif untuk melindungi lingkungan, khususnya ekosistem mangrove Indonesia. Hal ini disampaikan Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut, KLH/BPLH, Edy Nugroho, saat kegiatan penanaman dan susur mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Bali, pada Sabtu (26/4), dalam rangka memperingati Hari Bumi. Inisiatif ini sejalan dengan tema Hari Bumi 2025, ‘Our Power, Our Planet’, yang menekankan pentingnya aksi bersama untuk menjaga lingkungan hidup.
Indonesia memiliki hutan tropis terbesar ketiga di dunia dan ekosistem mangrove terluas, mencakup 23 persen dari total mangrove global atau sekitar 3,44 juta hektare. Keberadaan mangrove sangat krusial karena kemampuannya menyerap karbon empat kali lebih besar daripada hutan daratan. Selain itu, mangrove berperan dalam mitigasi perubahan iklim, memperkuat ketahanan pesisir, menyediakan mata pencaharian bagi masyarakat pesisir, menjaga kualitas air, melestarikan keanekaragaman hayati, dan pengembangan ekowisata. "Dengan menjaga mangrove, kita menjaga udara, air, dan laut Indonesia," tegas Edy Nugroho.
Pemerintah Indonesia telah meluncurkan Peta Mangrove Nasional Tahun 2024, yang memberikan informasi detail tentang lokasi, luas, dan kondisi ekosistem mangrove di seluruh Indonesia. Peta tersebut secara resmi menetapkan luas mangrove nasional sebesar 3.440.464 hektare. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam pengelolaan dan pelestarian mangrove secara berkelanjutan.
Peran Mangrove dalam Mitigasi Perubahan Iklim
Ekosistem mangrove memiliki peran yang sangat penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Kemampuannya dalam menyerap karbon dioksida jauh lebih besar dibandingkan dengan hutan di daratan. Hal ini menjadikan mangrove sebagai salah satu solusi alami dalam mengurangi dampak pemanasan global. Selain itu, mangrove juga melindungi garis pantai dari abrasi dan gelombang besar, sehingga mengurangi risiko bencana alam bagi masyarakat pesisir.
Perlindungan ekosistem mangrove juga berkontribusi pada pelestarian keanekaragaman hayati. Mangrove menjadi habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna, termasuk beberapa spesies yang terancam punah. Dengan menjaga kelestarian mangrove, kita turut menjaga keberlangsungan hidup berbagai spesies tersebut.
Tidak hanya itu, mangrove juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Masyarakat dapat memanfaatkan mangrove sebagai sumber mata pencaharian, misalnya melalui kegiatan perikanan dan ekowisata. Dengan demikian, pelestarian mangrove juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Upaya Pelestarian Mangrove
KLH/BPLH mendorong pembentukan Desa Mandiri Peduli Mangrove (DMPM) dan Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD) untuk memperkuat kerja sama antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat lokal. Penguatan kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam pengelolaan mangrove yang berkelanjutan.
Partisipasi aktif masyarakat sangat penting dalam upaya pelestarian mangrove. Masyarakat perlu dilibatkan dalam setiap tahapan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan. Dengan demikian, upaya pelestarian mangrove akan lebih efektif dan berkelanjutan.
Pemerintah juga perlu menyediakan dukungan yang memadai bagi masyarakat dalam upaya pelestarian mangrove. Dukungan tersebut dapat berupa pelatihan, pendampingan, dan akses terhadap teknologi yang tepat guna. Dengan demikian, masyarakat akan lebih termotivasi untuk ikut serta dalam menjaga kelestarian mangrove.
Melalui kolaborasi dan komitmen bersama, upaya pelestarian mangrove di Indonesia dapat terwujud. Hal ini akan memberikan manfaat yang besar bagi lingkungan dan masyarakat, baik dari segi ekonomi maupun lingkungan hidup.
Peta Mangrove Nasional 2024 menjadi instrumen penting dalam upaya pelestarian mangrove. Peta ini menyediakan informasi yang akurat dan terupdate tentang kondisi mangrove di Indonesia, sehingga memudahkan dalam perencanaan dan pelaksanaan program pelestarian.
Kesimpulan
Upaya menyelamatkan ekosistem mangrove Indonesia membutuhkan gerakan kolektif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Dengan kolaborasi yang kuat dan komitmen bersama, kita dapat menjaga kelestarian mangrove dan memastikan keberlanjutannya untuk generasi mendatang. Pemanfaatan Peta Mangrove Nasional 2024 dan pembentukan DMPM serta KKMD merupakan langkah strategis dalam mencapai tujuan tersebut.