Kalsel Tanam 113 Ribu Mangrove: Upaya Pulihkan Ekosistem Pesisir
Dinas Kelautan dan Perikanan Kalsel menanam 113.000 bibit mangrove di Tanah Laut dan Tanah Bumbu untuk mencegah abrasi dan menjaga ekosistem pesisir.

Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 10 Mei 2025 (ANTARA) – Dalam upaya besar untuk memulihkan ekosistem pesisir Kalimantan Selatan, Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi Kalimantan Selatan telah menanam 113.000 bibit mangrove. Penanaman ini berfokus di Kabupaten Tanah Laut (93.000 bibit) dan Kabupaten Tanah Bumbu (20.000 bibit). Kegiatan ini merupakan bagian dari program Rehabilitasi Wilayah Perairan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Tahun Anggaran 2025.
Kepala Dislutkan Kalsel, Rusdi Hartono, menjelaskan bahwa jenis mangrove yang ditanam adalah Rhizophora sp dan Avicennia sp, spesies yang dikenal akan kemampuan adaptasinya dan perannya yang vital dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir. Lebih dari sekadar penanaman pohon, kegiatan ini juga menjadi kampanye efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.
Menurut Rusdi, mangrove memiliki peran krusial dalam melindungi garis pantai dari abrasi, menyediakan habitat bagi biota laut, dan menyerap karbon. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk keberhasilan upaya pelestarian lingkungan ini. Harapannya, kegiatan ini akan menginspirasi pihak lain untuk turut serta dalam pelestarian lingkungan di Kalimantan Selatan.
Upaya Kolaboratif untuk Ekosistem yang Lebih Baik
Penanaman mangrove yang dilakukan Dislutkan Kalsel melibatkan berbagai pihak. Selain tim Dislutkan, turut hadir Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Kalsel, Irfan Sayuti, Camat Panyipatan, perwakilan Bhabinkamtibmas, TNI/Polri, serta 100 partisipan dari masyarakat, kelompok masyarakat pesisir, kelompok nelayan, akademisi, dan aparat desa. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen bersama untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Rusdi Hartono menambahkan bahwa mangrove memiliki peran yang sangat signifikan dalam penyerapan karbon. Beliau menyatakan, "Dibanding hutan di darat, satu berbanding lima, lima hektare hutan di darat sebanding dengan satu hektara kawasan mangrove, dalam hal menghasilkan karbon." Pernyataan ini menyoroti pentingnya pelestarian mangrove sebagai solusi dalam menghadapi perubahan iklim.
Partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat dalam kegiatan ini menunjukkan kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga ekosistem pesisir. Hal ini diharapkan dapat berkelanjutan dan menginspirasi inisiatif serupa di daerah lain di Kalimantan Selatan.
Manfaat Mangrove bagi Ekosistem Pesisir
- Perlindungan Pantai dari Abrasi: Mangrove berperan sebagai penahan gelombang dan arus laut, sehingga mencegah erosi pantai.
- Habitat Biota Laut: Akar mangrove menyediakan tempat berlindung dan berkembang biak bagi berbagai jenis ikan, udang, dan hewan laut lainnya.
- Penyerapan Karbon: Mangrove menyerap karbon dioksida dari atmosfer, berkontribusi dalam mengurangi dampak perubahan iklim.
Kegiatan penanaman mangrove ini bukan hanya sekadar aksi penanaman pohon, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam upaya pelestarian lingkungan dan pembangunan berkelanjutan di Kalimantan Selatan. Dengan kolaborasi dan komitmen bersama, diharapkan ekosistem pesisir Kalimantan Selatan dapat pulih dan lestari untuk generasi mendatang.