Gubernur Banten Dorong Perhatian Khusus Program Makan Bergizi untuk Siswa Sekolah Khusus
Gubernur Banten, Andra Soni, menekankan pentingnya perhatian khusus pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa Sekolah Khusus (SKh) di Banten, yang kini mencapai 6.000 siswa.

Serang, 29 April 2024 - Gubernur Banten, Andra Soni, menyoroti pentingnya perhatian khusus dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa Sekolah Khusus (SKh) di Provinsi Banten. Hal ini disampaikannya menyusul peninjauan langsung uji coba program MBG di SKh Negeri 01 Kota Tangerang Selatan, hasil kerja sama Yayasan Inklusi Pelita Bangsa dengan Grab-OVO.
Program MBG untuk siswa SKh, menurut Gubernur, memerlukan pendekatan khusus karena harus disesuaikan dengan kebutuhan gizi masing-masing siswa. Saat ini, terdapat sekitar 6.000 siswa SKh di Banten yang membutuhkan intervensi gizi terarah. Uji coba program ini melibatkan 11 SKh dengan total hampir 1.500 siswa dan guru di wilayah Tangerang Raya.
Gubernur Andra Soni mengapresiasi inisiatif Grab dan OVO yang melaksanakan program ini secara mandiri dengan memanfaatkan teknologi. Ia juga melihat program ini sebagai upaya untuk menggerakkan ekonomi kelompok Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang belakangan mengalami pelemahan. "Alhamdulillah, Grab dan OVO secara mandiri melakukan kegiatan ini dengan menggunakan teknologi yang dimiliki. Ini juga menggerakkan ekonomi kelompok UMKM yang dalam beberapa waktu terakhir mengalami pelemahan," ungkap Gubernur.
Pentingnya Sinergi dan Perluasan Program
Gubernur Banten menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan sektor swasta untuk memperluas cakupan MBG ke seluruh wilayah Banten. Ia optimistis, dengan kerja sama yang baik, program ini dapat menjangkau lebih banyak siswa SKh yang membutuhkan. "Ini kuncinya bekerja sama, dan alhamdulillah saat ini pihak swasta sudah sama-sama membantu. Di Provinsi Banten ini banyak perusahaan yang ingin berkontribusi dan contoh hari ini yang kita lihat bisa ditiru dan akan kita koordinasikan dengan Badan Gizi Nasional," jelasnya.
Ketua Harian Yayasan Inklusi Pelita Bangsa, Cahaya Manthovani, berharap program MBG ini menjadi langkah awal perhatian yang lebih besar terhadap siswa SKh. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam uji coba program tersebut. "Mungkin ini baru kita saja yang mulai dan diharapkan dengan ini masyarakat lebih terbuka untuk melihat atas pentingnya memberikan perhatian dan kasih sayang," ujarnya. "Kami dari Yayasan Inklusi Pelita Bangsa sangat mengapresiasi semua pihak yang telah membantu dan alhamdulillah kita semua beri hal positif," tambahnya.
Sementara itu, Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen (Jamintel), Reda Manthovani, menekankan pentingnya ketepatan menu dan kandungan gizi dalam MBG bagi siswa disabilitas. Ia menyoroti perlunya komunikasi yang baik antara penyedia makanan dan pihak sekolah untuk memastikan ketepatan sasaran dan gizi makanan yang disajikan. "Kalau ini memang harus lebih khusus, harus ada komunikasi. Minimal harus ada komunikasi dengan pihak sekolah agar UMKM yang menyajikan itu benar-benar tepat sasaran, tepat gizinya," kata Reda.
Harapan Perluasan ke Daerah Lain
Reda Manthovani berharap inisiatif ini dapat menjadi contoh dan pemicu bagi daerah lain untuk menjalankan program serupa. Ia menyatakan kesiapan untuk membantu daerah lain yang ingin menerapkan program MBG bagi siswa SKh. "Memang kami akan mengarah ke sana untuk bisa menularkan ke daerah lain, kami mengharapkan daerah lain yang bergerak, kami hanya trigger (pemicu)," ujarnya.
Acara peluncuran uji coba Program MBG tersebut dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk Kepala Kejaksaan Tinggi Banten Siswanto, unsur Forkopimda Provinsi Banten dan Kota Tangerang Selatan, Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie, Wali Kota Tangerang Sachrudin, serta perwakilan dari Grab-OVO.
Program Makan Bergizi Gratis ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi kesehatan dan perkembangan siswa Sekolah Khusus di Banten, serta mendorong partisipasi aktif dari berbagai pihak untuk mendukung pendidikan inklusif.