Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Dua Kali dalam Enam Jam, Status Siaga Tetap Diberlakukan
Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, kembali erupsi dua kali dalam enam jam pada Sabtu (8/3), meningkatkan status siaga dan imbauan kewaspadaan bagi warga sekitar.

Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya dengan dua kali erupsi dalam kurun waktu enam jam. Erupsi terjadi pada Sabtu, 8 Maret 2024, antara pukul 06.00 WITA hingga 12.00 WITA. Petugas pemantau gunung melaporkan amplitudo letusan mencapai 44,4 mm dengan durasi hingga 48 detik. Meskipun kolom abu tidak teramati, peristiwa ini meningkatkan kewaspadaan masyarakat sekitar.
Menurut laporan Herman Yosef S Mboro, petugas pemantau Gunung Lewotobi Laki-laki, dua letusan terjadi pada pukul 10.32 WITA dan 10.41 WITA. Selain erupsi, tercatat pula aktivitas seismik yang signifikan, termasuk tujuh kali gempa hembusan dengan amplitudo hingga 22,2 mm dan durasi hingga 171 detik. Aktivitas vulkanik lainnya meliputi dua kali gempa tremor harmonik dan gempa tektonik lokal serta jauh.
Meskipun cuaca cerah dan berawan dengan angin lemah, status Gunung Lewotobi Laki-laki tetap berada pada Level III (Siaga). Hal ini mendorong pihak berwenang untuk mengeluarkan imbauan penting kepada masyarakat. Imbauan tersebut menekankan pentingnya kewaspadaan dan kepatuhan terhadap arahan pemerintah daerah, serta menghindari penyebaran informasi yang tidak jelas sumbernya.
Imbauan Waspada dan Rekomendasi Keselamatan
Masyarakat dan pengunjung dilarang melakukan aktivitas apa pun dalam radius 5 kilometer dari pusat erupsi. Zona bahaya juga diperluas hingga 6 kilometer di sektor Barat Daya - Timur Laut. Imbauan ini bertujuan untuk meminimalisir risiko yang mungkin ditimbulkan oleh erupsi susulan atau aktivitas vulkanik lainnya. Pemerintah daerah setempat terus memantau situasi dan memberikan informasi terkini kepada masyarakat.
Selain larangan aktivitas di sekitar gunung, masyarakat juga diimbau untuk waspada terhadap potensi banjir lahar hujan, terutama di daerah Desa Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote. Hujan dengan intensitas tinggi berpotensi memicu aliran lahar yang berbahaya. Masyarakat di sekitar lereng gunung juga dihimbau untuk selalu waspada dan siap mengungsi jika diperlukan.
Sebagai langkah antisipasi dampak abu vulkanik, masyarakat disarankan untuk menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut. Hal ini penting untuk melindungi sistem pernapasan dari paparan abu yang dapat membahayakan kesehatan. Pemerintah setempat menyediakan masker dan bantuan lainnya bagi warga yang terdampak.
Aktivitas Seismik Gunung Lewotobi Laki-laki
Data pengamatan menunjukkan adanya peningkatan aktivitas seismik sebelum dan setelah erupsi. Gempa hembusan, tremor harmonik, dan gempa tektonik tercatat dengan amplitudo dan durasi yang bervariasi. Data ini menunjukkan adanya pergerakan magma di bawah permukaan gunung dan menjadi indikator penting dalam memantau aktivitas vulkanik.
Pemantauan intensif terus dilakukan untuk mendeteksi perubahan aktivitas gunung berapi. Data seismik dan visual akan terus dianalisa untuk memprediksi potensi erupsi selanjutnya dan memberikan peringatan dini kepada masyarakat. Kerjasama antara pemerintah, petugas pemantau, dan masyarakat sangat penting dalam menghadapi ancaman bencana ini.
Suhu udara di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki tercatat antara 22 derajat Celsius hingga 31,7 derajat Celsius. Angin bertiup lemah ke arah barat daya dan barat. Kondisi cuaca ini perlu dipertimbangkan dalam upaya mitigasi bencana, karena angin dapat menyebarkan abu vulkanik ke daerah yang lebih luas.
Meskipun letusan tidak menghasilkan kolom abu yang terlihat, peningkatan aktivitas seismik dan status siaga Level III menunjukkan potensi bahaya yang signifikan. Kewaspadaan dan kepatuhan terhadap imbauan pemerintah sangat penting untuk keselamatan masyarakat sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Informasi resmi dan akurat akan terus diupdate oleh pemerintah daerah dan lembaga terkait. Penting untuk menghindari penyebaran informasi yang tidak terverifikasi untuk mencegah kepanikan dan kesalahpahaman.