Gunung Semeru Erupsi Berulang, Status Waspada Tetap Berlaku
Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur mengalami erupsi beberapa kali pada Selasa, 28 Januari 2024, dengan kolom letusan mencapai 1 kilometer, sehingga status gunung tetap waspada dan sejumlah rekomendasi dikeluarkan.
Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa (3.676 mdpl), kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya. Pada Selasa, 28 Januari 2024, gunung yang terletak di Lumajang, Jawa Timur ini mengalami erupsi beberapa kali, dengan tinggi letusan mencapai 1 kilometer di atas puncak.
Erupsi pertama tercatat pada pukul 06.21 WIB. Kolom abu berwarna putih hingga kelabu membumbung tinggi sekitar 1.000 meter (1 km) di atas puncak, atau setinggi 4.676 meter di atas permukaan laut. Seismograf mencatat amplitudo maksimum 21 mm dengan durasi 181 detik. Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian, menyampaikan informasi ini dalam laporan tertulisnya.
Tidak berhenti sampai di situ, erupsi susulan terjadi pada pukul 07.11 WIB. Kali ini, tinggi kolom letusan mencapai 800 meter di atas puncak, dengan abu berwarna kelabu pekat mengarah ke timur laut. Amplitudo maksimum tercatat 21 mm, dengan durasi 124 detik. Selanjutnya, pukul 07.35 WIB, Semeru kembali erupsi dengan ketinggian letusan serupa (800 meter), abu kelabu pekat mengarah ke timur laut dan timur, amplitudo maksimum 22 mm, dan durasi 119 detik.
Aktivitas vulkanik Semeru berlanjut. Pada pukul 08.48 WIB, erupsi kembali terjadi dengan ketinggian 800 meter di atas puncak, abu kelabu pekat mengarah ke timur laut dan timur, amplitudo maksimum 22 mm, dan durasi 110 detik. Terakhir, pukul 10.28 WIB, terjadi erupsi yang tidak teramati secara visual, namun terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 123 detik.
Meskipun erupsi terjadi berulang kali, Sigit menegaskan bahwa Gunung Semeru masih berstatus Waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pun mengeluarkan sejumlah rekomendasi penting guna keselamatan masyarakat.
Rekomendasi PVMBG:
- Masyarakat dilarang beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
- Di luar jarak 8 kilometer tersebut, masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena potensi terdampak awan panas dan aliran lahar hingga 13 kilometer dari puncak.
- Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena bahaya lontaran batu pijar.
- Masyarakat perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Kesimpulannya, aktivitas Gunung Semeru perlu dipantau secara ketat. Masyarakat diimbau untuk mengikuti arahan dan rekomendasi dari PVMBG untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.