Semeru Erupsi Berulang, Tinggi Letusan Capai 1 Kilometer!
Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur mengalami erupsi beberapa kali pada Kamis, 20 Februari 2024, dengan tinggi letusan hingga 1 kilometer, menyebabkan peningkatan status waspada.

Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl), mengalami erupsi beberapa kali pada Kamis, 20 Februari 2024. Erupsi-erupsi tersebut terjadi dengan tinggi letusan mencapai 1 kilometer di atas puncak gunung, menyebabkan peningkatan kewaspadaan di wilayah sekitar.
Erupsi pertama tercatat terjadi pada pukul 05.44 WIB, dengan kolom abu berwarna putih hingga kelabu membumbung tinggi. Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian, melaporkan bahwa kolom abu terlihat tebal dan mengarah ke tenggara dan selatan. Aktivitas vulkanik ini terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 160 detik.
Kejadian ini bukan hanya satu kali peristiwa. Sepanjang hari Kamis, gunung Semeru beberapa kali kembali menunjukkan aktivitas erupsi dengan ketinggian bervariasi, menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan dan perlu diwaspadai.
Erupsi Susulan dan Rekomendasi PVMBG
Setidaknya lima kali erupsi susulan terjadi setelah erupsi pertama. Pada pukul 06.26 WIB, letusan mencapai ketinggian 800 meter di atas puncak, dengan kolom abu berwarna kelabu mengarah ke timur dan tenggara. Amplitudo maksimum tercatat 22 mm dengan durasi 160 detik. Erupsi selanjutnya terjadi pada pukul 07.13 WIB dengan tinggi kolom letusan sekitar 1000 meter, dan arah abu yang sama. Amplitudo maksimum kali ini mencapai 23 mm dengan durasi 134 detik.
Meskipun pada pukul 09.55 WIB visual letusan tidak teramati karena tertutup kabut, seismograf mencatat aktivitas erupsi dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 121 detik. Erupsi kembali terjadi pada pukul 10.32 WIB dan 11.31 WIB, dengan tinggi kolom letusan sekitar 800 meter dan amplitudo maksimum 22 mm, serta durasi 113 dan 115 detik masing-masing. Visual letusan pada pukul 11.31 WIB juga tidak teramati karena tertutup kabut.
Menyikapi aktivitas vulkanik Gunung Semeru, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi penting. Status Gunung Semeru saat ini masih waspada.
Rekomendasi Keselamatan dari PVMBG
PVMBG memberikan beberapa rekomendasi penting untuk keselamatan masyarakat sekitar. Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 kilometer dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena potensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Selain itu, masyarakat tidak diperbolehkan beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena bahaya lontaran batu pijar. Penting juga untuk mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Potensi lahar juga perlu diwaspadai di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Dengan tingginya aktivitas vulkanik Gunung Semeru, kewaspadaan dan kepatuhan terhadap rekomendasi PVMBG sangat penting untuk keselamatan masyarakat di sekitar gunung tersebut. Pemantauan aktivitas gunung api terus dilakukan untuk memberikan informasi terkini dan akurat.