Halte Transjakarta Jalan Bekasi-Cakung Rusak, Minim Pengawasan Jadi Sorotan
Minimnya pengawasan diduga jadi penyebab kerusakan sejumlah halte Transjakarta di Jalan Raya Bekasi hingga Pasar Cakung, Jakarta Timur, yang dikeluhkan warga dan viral di media sosial.

Kerusakan sejumlah halte Transjakarta di sepanjang Jalan Raya Bekasi hingga Pasar Cakung, Jakarta Timur, menjadi sorotan publik. Minimnya pengawasan diduga menjadi penyebab utama kerusakan fasilitas publik tersebut, yang dikeluhkan warga dan viral di media sosial. Warga sekitar melaporkan kondisi halte yang memprihatinkan, mulai dari atap yang rusak hingga akses yang terhambat oleh sampah dan semak belukar. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai efektivitas pengawasan dan pemeliharaan infrastruktur transportasi umum di Jakarta.
Rahmat (38), warga Cakung, mengungkapkan bahwa halte tersebut dulunya terawat dengan baik saat masih dijaga petugas Transjakarta. "Pas tidak ada yang jaga sepanjang halte ini, gak ada pengawasan sama sekali, abis deh ini halte kaya' terbengkalai, banyak kerusakan," ujarnya saat ditemui di lokasi, Rabu (23/4).
Hal senada disampaikan Rendy (26), pengguna Transjakarta yang sering memanfaatkan halte Pasar Cakung. Ia menyayangkan kondisi halte yang rusak parah dan menyulitkan akses bagi pengguna. Ia berharap adanya pengawasan yang lebih ketat dari berbagai pihak, termasuk Transjakarta, pemerintah kota, kepolisian, dan TNI/Polri, serta perbaikan fasilitas halte agar lebih aman dan nyaman.
Minimnya Pengawasan Picu Kerusakan
Berbagai kerusakan terlihat jelas di halte-halte tersebut. Atap yang rusak, kaca-kaca pecah, coretan vandalisme di dinding, dan papan nama yang nyaris tak terbaca menjadi pemandangan umum. Bahkan, beberapa bagian halte, seperti atap dan besi, diduga dicuri. Akses menuju halte juga terhambat oleh semak-semak liar dan tumpukan sampah.
Kondisi ini semakin diperparah dengan minimnya aktivitas penumpang dan petugas Transjakarta di sekitar halte. Hanya satu atau dua warga yang terlihat menunggu kedatangan bus. Minimnya pengawasan membuat para pelaku vandalisme dan pencurian merasa leluasa beraksi.
Kerusakan halte Transjakarta ini bukan hanya masalah estetika, tetapi juga berdampak pada keselamatan dan kenyamanan pengguna. Kondisi yang tidak terawat dapat membahayakan pengguna, terutama saat cuaca buruk.
Kondisi ini juga menimbulkan pertanyaan tentang perencanaan dan pengelolaan infrastruktur transportasi di Jakarta. Sejumlah netizen juga turut menyoroti masalah ini di media sosial.
Tanggung Jawab Pihak Terkait
Kejadian ini menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan mengenai tanggung jawab berbagai pihak terkait. Perlu adanya evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengawasan dan pemeliharaan halte Transjakarta. Kerjasama yang baik antara Transjakarta, Dinas Perhubungan, kepolisian, dan TNI/Polri sangat penting untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Selain pengawasan, perbaikan halte juga menjadi hal yang mendesak. Perbaikan harus dilakukan secara menyeluruh, termasuk perbaikan atap, penggantian kaca yang pecah, pembersihan sampah dan semak belukar, serta pengecatan ulang. Hal ini penting untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan pengguna Transjakarta.
Ke depan, perlu adanya peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjaga fasilitas umum. Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan dan keamanan halte Transjakarta perlu ditingkatkan.
Tidak hanya itu, pengawasan yang lebih ketat dan rutin dari pihak berwenang juga sangat dibutuhkan. Patroli rutin dan penindakan tegas terhadap pelaku vandalisme dan pencurian dapat mencegah kerusakan lebih lanjut.
Kesimpulan
Kerusakan halte Transjakarta di Jalan Raya Bekasi hingga Pasar Cakung menjadi bukti nyata minimnya pengawasan dan pemeliharaan infrastruktur transportasi umum di Jakarta. Perlu adanya evaluasi menyeluruh, kerjasama antar pihak terkait, serta peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjaga fasilitas umum agar kejadian serupa tidak terulang kembali dan kenyamanan pengguna tetap terjaga.