Harga Cabai Rawit di Banten Melonjak Tajam Jelang Ramadhan, Disperindag Selidiki Penyebabnya
Lonjakan harga cabai rawit merah di Banten menjadi Rp120.000 per kilogram jelang Ramadhan membuat Disperindag Banten menyelidiki penyebabnya, meskipun pasokan dan permintaan terpantau stabil.

Serang, 6 Maret 2024 - Jelang bulan suci Ramadhan, masyarakat Banten dikejutkan dengan lonjakan harga cabai rawit merah yang signifikan. Harga komoditas penting ini meroket dari Rp80.000 menjadi Rp120.000 per kilogram. Kenaikan ini terjadi meskipun permintaan pasar terpantau relatif stabil, memicu investigasi mendalam dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten. Pihak Disperindag berupaya mengungkap penyebab lonjakan harga ini dan mencari solusi untuk menstabilkan harga di pasaran.
Kepala Disperindag Banten, Babar Suharso, menyatakan bahwa pihaknya tengah menelusuri akar permasalahan kenaikan harga cabai rawit merah tersebut. "Kami masih menelusuri penyebab kenaikan ini, karena kalau kita lihat pasokan dari produsen sebenarnya normal, permintaan atau pembeli juga tidak tinggi," ungkap Babar di Kota Serang, Rabu (6/3).
Lebih lanjut, Babar menjelaskan bahwa kenaikan harga yang tidak wajar ini berpotensi mengganggu daya beli masyarakat. Oleh karena itu, intervensi pemerintah dinilai perlu untuk mencegah pedagang menaikkan harga secara berlebihan tanpa mempertimbangkan kondisi pasar yang sebenarnya. Situasi ini menjadi perhatian serius bagi Disperindag Banten menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran, di mana kebutuhan akan bahan pokok meningkat.
Lonjakan Harga Cabai Rawit dan Daging Sapi
Tidak hanya cabai rawit merah, harga daging sapi segar juga mengalami kenaikan. Harga daging sapi segar naik dari Rp130.000 menjadi Rp140.000 per kilogram. Kenaikan harga ini, menurut Babar, merupakan pola tahunan yang kerap terjadi menjelang Ramadhan dan Lebaran. Namun, peningkatan harga yang tidak wajar tetap perlu diwaspadai karena berdampak langsung pada ekonomi masyarakat.
Babar menekankan pentingnya peran pedagang dalam menjaga stabilitas harga. "Tapi ya kita minta imbau ke para pedagang untuk jangan beri harga terlalu tinggi, kalau harga terlalu tinggi, pembeli jadi mengurangi belanja atau menunda pembelian. Ini yang perlu diperhatikan oleh pedagang," tegasnya. Ia berharap para pedagang dapat lebih bijak dalam menentukan harga jual, mempertimbangkan daya beli masyarakat, dan menghindari praktik-praktik yang merugikan konsumen.
Sebagai langkah antisipatif, Disperindag Banten telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menekan kenaikan harga. Kerjasama dengan PT Agrobisnis Banten Mandiri (ABM) sebagai distributor dan BUMD Banten akan memastikan ketersediaan stok pangan dan kebutuhan pokok di pasaran. Upaya ini diharapkan dapat membantu menstabilkan harga dan mencegah kelangkaan barang.
Antisipasi Kenaikan Harga Jelang Ramadhan dan Lebaran
Disperindag Banten juga mengandalkan masa panen sejumlah komoditas hortikultura untuk membantu menstabilkan harga. "Untuk yang hortikultura seperti bawang dan cabai itu sudah masuk masa panen, sementara untuk beras juga stok kita dipastikan aman menjelang panen raya. Ya mudah-mudahan kalau pasokan tetap stabil, harga bisa kembali terkendali," jelas Babar. Harapannya, dengan masuknya masa panen, pasokan komoditas akan meningkat dan harga di pasaran dapat kembali normal.
Pemerintah Provinsi Banten melalui Disperindag terus berupaya mengawasi dan mengendalikan harga kebutuhan pokok masyarakat, khususnya menjelang bulan Ramadhan dan Lebaran. Langkah-langkah yang telah dan akan diambil diharapkan dapat meringankan beban masyarakat dan memastikan ketersediaan bahan pokok dengan harga yang terjangkau.
Selain itu, Disperindag Banten juga akan terus memantau perkembangan harga di pasaran dan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan stabilitas harga dan ketersediaan stok pangan. Hal ini penting untuk menjaga daya beli masyarakat dan mencegah dampak negatif dari kenaikan harga yang tidak terkendali.