IESR Jajaki Desa di Bali untuk Transisi Energi Terbarukan
IESR, bersama Pemprov Bali, menjajaki desa-desa potensial di Bali untuk transisi energi terbarukan, terinspirasi kesuksesan Desa Keliki, dengan fokus pada fasilitas publik seperti TPS3R dan pompa air.

Denpasar, 1 Mei 2024 - Institute for Essential Services Reform (IESR), sebuah lembaga think-tank, memulai inisiatif untuk membantu desa-desa di Bali beralih ke energi terbarukan. Langkah ini terinspirasi oleh keberhasilan Desa Keliki, Gianyar, yang telah sukses menjadi desa mandiri energi. Inisiatif ini melibatkan kerjasama IESR dengan Pemerintah Provinsi Bali untuk mengidentifikasi dan mendukung desa-desa yang memiliki potensi besar dalam transisi energi.
Laili Asdiyan Salsabila, Staff Program Net Zero Emission Bali IESR, menjelaskan bahwa tiga hingga empat desa di berbagai kabupaten di Bali telah diidentifikasi sebagai kandidat potensial untuk program ini pada tahun 2025. Keberhasilan Desa Keliki sebagai contoh dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 telah mendorong desa-desa lain untuk mengikuti jejaknya, menunjukkan minat yang tinggi untuk bertransformasi menjadi desa wisata ramah lingkungan (eco-village).
"Melihat adopsi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) skala fasilitas publik di Desa Keliki telah membangkitkan semangat desa-desa lain," kata Laili. "Banyak desa yang bertanya tentang potensi dan kelayakan desa mereka untuk program serupa."
Mencari Desa Potensial di Bali
Karena keterbatasan dana, IESR berkolaborasi dengan Pemprov Bali untuk menyeleksi desa-desa yang paling berpotensi dan membutuhkan bantuan. Kabupaten Karangasem dan Buleleng menjadi target awal, namun pemetaan masih terus dilakukan untuk memperluas jangkauan ke wilayah timur dan barat Bali. Fokus utama adalah pada fasilitas publik seperti Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R), pompa air listrik, dan subak (sistem irigasi tradisional).
"Potensi energi terbarukan di fasilitas publik sangat besar," tambah Laili. "Oleh karena itu, kami perluas jangkauan potensi, mungkin bisa ke sisi timur atau sisi barat Provinsi Bali."
Desa-desa terpilih akan mendapatkan bantuan teknis dan pendampingan dalam proses transisi energi. Namun, sebagai komitmen, desa-desa tersebut wajib bertanggung jawab atas pemeliharaan fasilitas energi terbarukan di masa mendatang melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) atau koperasi.
Pertimbangan dan Seleksi Desa
IESR, sebagai mitra pemerintah dalam kebijakan energi dan lingkungan, melihat potensi besar perputaran ekonomi di desa-desa yang mandiri energi. Oleh karena itu, seleksi desa akan dilakukan secara ketat bersama Pemprov Bali untuk memastikan keberhasilan program. Faktor-faktor seperti intensitas penyinaran matahari (untuk PLTS) dan kondisi reservoir (untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air - PLTA) akan menjadi pertimbangan utama.
Program ini diharapkan tidak hanya akan memberikan akses energi bersih dan berkelanjutan bagi masyarakat desa, tetapi juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan pengembangan pariwisata berkelanjutan di Bali. Kerjasama antara IESR dan Pemprov Bali menunjukkan komitmen nyata untuk mencapai target energi terbarukan dan pembangunan berkelanjutan di Pulau Dewata.
Dengan adanya program ini, diharapkan semakin banyak desa di Bali yang dapat menikmati manfaat energi terbarukan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan melestarikan lingkungan.