IHSG Diprediksi Mendatar: Pasar Menanti Data Keyakinan Konsumen
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak mendatar, menunggu rilis data indeks keyakinan konsumen dan di tengah ketidakpastian kebijakan perdagangan global.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan bergerak mendatar pada Senin, 10 Maret 2025. Hal ini disebabkan pelaku pasar yang bersikap wait and see, menunggu rilis data indeks keyakinan konsumen (IKK) Indonesia pada 11 Maret 2025. Ketidakpastian global, terutama terkait kebijakan perdagangan AS yang berubah-ubah, juga turut mempengaruhi kondisi pasar. Pergerakan IHSG mencerminkan sentimen pasar yang cenderung hati-hati dalam merespon berbagai faktor internal dan eksternal.
Pembukaan IHSG pada Senin menunjukkan pelemahan sebesar 31,07 poin atau 0,47 persen ke posisi 6.604,93. Indeks LQ45 juga mengalami penurunan sebesar 6,70 poin atau 0,89 persen. Situasi ini menunjukkan adanya kekhawatiran di pasar terkait data ekonomi dan kebijakan global yang masih belum pasti. Analisis dari Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas memprediksi IHSG akan bergerak sideways (mendatar) dengan peluang menguat.
Data IKK Februari 2025 yang akan dirilis sangat dinantikan karena diproyeksikan meningkat ke level 127,5 dari 127,2 pada Januari 2025. Kenaikan ini terjadi di tengah meningkatnya risiko ketidakpastian global, membuat para investor cenderung menunggu kepastian sebelum mengambil keputusan investasi. Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya data ekonomi domestik dalam mempengaruhi pergerakan IHSG.
Analisa Pasar Saham Dalam Negeri dan Luar Negeri
Di pasar domestik, perhatian tertuju pada rilis data IKK Februari 2025. Proyeksi kenaikan IKK menunjukkan sentimen konsumen yang masih positif, meskipun dibayangi ketidakpastian global. Data ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi ekonomi Indonesia dan dampaknya terhadap pasar saham.
Sementara itu, di pasar internasional, kebijakan perdagangan AS yang berubah-ubah menjadi sorotan utama. Penundaan tarif impor terhadap barang dari Kanada dan Meksiko oleh Presiden Trump menunjukkan ketidakpastian yang tinggi dalam kebijakan perdagangan internasional. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi investor global dan berdampak pada pergerakan pasar saham dunia.
Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, menyatakan bahwa perekonomian AS berada dalam kondisi baik dan bank sentral tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga. Pernyataan ini memberikan sinyal positif bagi pasar, namun tetap dibayangi kekhawatiran terkait kebijakan Presiden Trump. Pernyataan Powell ini memberikan sedikit ketenangan di tengah gejolak pasar global.
Kondisi pasar saham Eropa juga menunjukkan dampak dari ketidakpastian kebijakan perdagangan AS. Indeks pan-Eropa STOXX 600 turun 0,7 persen dalam sepekan, mengakhiri reli 10 sesi berturut-turut. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakpastian global berdampak negatif pada pasar saham Eropa.
Dampak Kebijakan Perdagangan AS Terhadap Pasar Global
Kebijakan perdagangan AS yang berubah-ubah telah menimbulkan ketidakpastian di pasar global. Hal ini terlihat dari kerugian mingguan terbesar yang dialami indeks saham AS dalam beberapa bulan terakhir. Meskipun indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq mengalami kenaikan pada perdagangan Jumat, namun secara mingguan ketiganya mencatat penurunan yang signifikan.
Ketidakpastian ini juga berdampak pada pasar saham regional Asia. Beberapa indeks mengalami penguatan, seperti Nikkei, Kuala Lumpur, sementara yang lain melemah, seperti Shanghai dan Straits Times. Hal ini menunjukkan bahwa dampak ketidakpastian global terhadap pasar saham regional Asia bersifat beragam.
Secara keseluruhan, pasar saham global masih dibayangi oleh ketidakpastian kebijakan perdagangan AS. Pergerakan IHSG pun dipengaruhi oleh kondisi ini, sehingga pelaku pasar cenderung bersikap wait and see sebelum mengambil keputusan investasi. Situasi ini menuntut kewaspadaan dan analisis yang cermat dari para investor.
Meskipun ada proyeksi kenaikan IKK, ketidakpastian global tetap menjadi faktor utama yang mempengaruhi pergerakan IHSG. Para investor perlu mencermati perkembangan data ekonomi domestik dan internasional untuk mengambil keputusan investasi yang tepat. Perkembangan situasi global akan terus dipantau untuk melihat dampaknya terhadap pasar saham Indonesia.