IHSG Menguat: Pasar Saham Antisipasi Data Ekonomi Domestik
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat ditopang sentimen positif dari bursa global dan antisipasi rilis data ekonomi domestik, meskipun pelaku pasar masih bersikap wait and see.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka menguat pada Senin, 28 April, di tengah sikap wait and see pelaku pasar terhadap rilis data ekonomi domestik sepanjang pekan ini. Penguatan IHSG menunjukkan optimisme di tengah ketidakpastian, mencerminkan dinamika pasar yang kompleks dan responsif terhadap berbagai faktor global dan domestik. Pergerakan positif ini memberikan sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
IHSG dibuka dengan kenaikan 37,31 poin atau 0,56 persen, mencapai posisi 6.716,22. Kenaikan ini diikuti penguatan indeks LQ45 sebesar 5,64 poin atau 0,75 persen, mencapai posisi 755,66. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap saham-saham unggulan di Indonesia. Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, bahkan optimis IHSG berpotensi melanjutkan tren kenaikannya.
Data ekonomi domestik yang dinantikan pelaku pasar meliputi inflasi indeks harga konsumen (IHK), laporan keuangan bank-bank besar, dan indeks manufaktur. Data-data ini akan menjadi indikator penting bagi pergerakan IHSG selanjutnya. Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) pekan lalu juga turut mempengaruhi sentimen pasar, sejalan dengan upaya menjaga inflasi tetap terkendali.
Sentimen Global Mendukung Penguatan IHSG
Penguatan IHSG juga dipengaruhi oleh sentimen positif dari pasar global. Perkembangan positif dalam negosiasi perdagangan AS-China memberikan sentimen positif bagi pasar saham global, termasuk Indonesia. China memberikan pembebasan tarif impor untuk beberapa produk AS, meskipun membantah klaim negosiasi yang disampaikan Presiden AS Donald Trump. Meskipun terdapat perbedaan pernyataan, hal ini tetap menunjukkan upaya meredakan ketegangan perang dagang.
Gedung Putih menyatakan terbuka untuk bernegosiasi dengan Beijing, dan Presiden Trump menegaskan bahwa pembicaraan masih berlangsung. Hal ini menjadi pertanda meredanya ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut. Sentimen positif ini berdampak positif terhadap pasar saham global, termasuk Indonesia.
Bursa saham Eropa juga menunjukkan kinerja positif, mencatatkan kenaikan mingguan kedua berturut-turut. Indeks STOXX 600 naik 0,3 persen di akhir sesi dan tumbuh 2,7 persen dalam sepekan. Indeks utama Eropa seperti DAX Jerman, FTSE Inggris, dan CAC Prancis juga mengalami penguatan. Kinerja positif bursa Eropa ini ikut mendorong penguatan IHSG.
Bursa AS dan Asia Memberikan Dukungan
Wall Street juga ditutup menguat pada akhir perdagangan Jumat, 25 April 2025, mencetak kenaikan mingguan karena investor menganalisis laporan laba perusahaan dan mencari tanda-tanda meredanya ketegangan perdagangan AS-China. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,05 persen, S&P 500 naik 0,74 persen, dan Nasdaq Composite naik 1,26 persen. Kenaikan ini memberikan sentimen positif yang berdampak pada pasar Asia, termasuk Indonesia.
Di pasar Asia, indeks Nikkei menguat signifikan, sementara indeks Shanghai melemah. Indeks Kuala Lumpur dan Strait Times menunjukkan pergerakan yang beragam. Pergerakan bursa regional Asia ini menunjukkan dinamika pasar yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor spesifik masing-masing negara.
Secara keseluruhan, pergerakan IHSG mencerminkan kompleksitas pasar yang dipengaruhi oleh faktor domestik dan global. Sikap wait and see pelaku pasar menunjukkan kehati-hatian dalam merespon data ekonomi domestik yang akan dirilis. Namun, sentimen positif dari pasar global dan keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan memberikan dukungan terhadap penguatan IHSG.
Meskipun terdapat potensi volatilitas, pergerakan IHSG yang menguat menunjukkan optimisme terhadap prospek ekonomi Indonesia. Rilis data ekonomi domestik sepanjang pekan ini akan menjadi faktor penentu pergerakan IHSG selanjutnya.