IHSG Melemah, Pemerintah Diminta Dengarkan Masukan Publik
Direktur Celios, Bhima Yudhistira, meminta pemerintah untuk lebih mendengar masukan publik guna memulihkan kinerja IHSG yang melemah akibat akumulasi sentimen negatif, termasuk polemik pengelolaan BPI Danantara dan dinamika politik dalam negeri.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) melemah signifikan pada Senin, 24 Maret 2024, menutup perdagangan dengan penurunan 96,96 poin atau 1,55 persen ke posisi 6.161,22. Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, menilai hal ini sebagai akumulasi dari berbagai sentimen negatif yang perlu ditangani pemerintah dengan melibatkan masukan dari publik. Pelemahan IHSG ini juga berdampak pada indeks LQ45 yang turun 11,00 poin atau 1,59 persen ke posisi 681,02.
Bhima menjelaskan, salah satu faktor utama pelemahan IHSG adalah kekhawatiran investor terhadap pengelolaan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Konsep Danantara yang mengelola keuntungan BUMN, khususnya dari sektor perbankan, menimbulkan kehati-hatian di kalangan investor. Apalagi, pekan ini akan digelar rapat umum pemegang saham bank Himbara yang semakin mempengaruhi sentimen pasar. Penunjukan Thaksin Shinawatra sebagai Dewan Penasihat Danantara juga menjadi sorotan, mengingat rekam jejaknya di masa lalu. "Harusnya mendengar masukan dan gunakan Danantara untuk memasukkan talenta terbaik," tegas Bhima.
Dinamika politik dalam negeri juga turut berperan dalam melemahnya IHSG. Demonstrasi penolakan RUU TNI yang berujung pada pengesahan draf menjadi undang-undang dinilai memicu instabilitas politik. Kekhawatiran atas perluasan peran militer dalam sektor ekonomi dipercaya semakin menekan kepercayaan investor. Bhima menambahkan, "Akan ada perubahan stance. Investor akan melihat Indonesia menjadi pasar yang berisiko."
Polemik BPI Danantara dan Dampaknya terhadap IHSG
Bhima menekankan pentingnya pemerintah memperbaiki kepercayaan publik untuk mencegah risiko yang lebih besar. Pelemahan pasar saham yang berkelanjutan berpotensi berdampak negatif terhadap foreign direct investment (FDI). Namun, pandangan ini berbeda dengan Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas, Rully Arya Wisnubroto, yang menilai pengumuman struktur pengurus Danantara bukan penyebab utama koreksi IHSG. Menurut Rully, kepengurusan Danantara diisi oleh profesional berpengalaman.
CEO Rosan Perkasa Roeslani juga optimistis bahwa struktur kepengurusan Danantara akan memberikan sinyal positif bagi perekonomian Indonesia. Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto berpendapat bahwa koreksi IHSG lebih dipengaruhi oleh dinamika pasar.
Perbedaan pendapat ini menunjukkan kompleksitas permasalahan yang melanda IHSG. Pemerintah perlu mempertimbangkan berbagai perspektif untuk merumuskan solusi yang tepat.
Masukan Publik dan Peran Pemerintah
Perlu adanya transparansi dan keterbukaan informasi mengenai pengelolaan BPI Danantara untuk meningkatkan kepercayaan investor. Pemerintah juga perlu aktif mengelola komunikasi publik untuk meredam sentimen negatif yang beredar. Partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan terkait kebijakan ekonomi menjadi penting untuk memastikan kebijakan yang diambil responsif dan berpihak pada kepentingan nasional.
Kepercayaan investor merupakan faktor krusial dalam menjaga stabilitas ekonomi. Pemerintah perlu menunjukkan komitmen yang kuat dalam menjaga stabilitas politik dan ekonomi untuk menarik investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Selain itu, pemerintah juga perlu memperhatikan dampak kebijakan terhadap sektor riil dan memastikan bahwa kebijakan yang diambil tidak kontraproduktif terhadap upaya pemulihan ekonomi.
Kesimpulan
Pelemahan IHSG menjadi sinyal penting bagi pemerintah untuk lebih responsif terhadap dinamika ekonomi dan politik. Mendengarkan masukan publik dan meningkatkan transparansi dalam pengambilan kebijakan menjadi kunci untuk memulihkan kepercayaan investor dan menjaga stabilitas pasar saham.