IHSG Menguat 0,66% Ikuti Tren Positif Bursa Asia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,66 persen pada Jumat, mengikuti tren positif di bursa saham Asia, didorong oleh pelantikan Presiden AS dan data ekonomi China yang positif.

IHSG Tutup Positif
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil ditutup menguat pada Jumat sore, 17 Januari. Kenaikan sebesar 47,96 poin atau 0,66 persen ini membawa IHSG ke posisi 7.154,66. Kenaikan ini sejalan dengan tren positif yang terjadi di mayoritas bursa saham kawasan Asia. Indeks LQ45 pun ikut naik, mencapai 832,28 atau meningkat 4,42 poin (0,53 persen).
Faktor Penguat IHSG
Penguatan IHSG dan bursa regional Asia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu yang utama adalah fokus pasar pada pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat dan rilis data ekonomi China. Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya menyebutkan hal ini sebagai faktor kunci penguatan tersebut. Sentimen pasar juga dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap kebijakan ekonomi dan geopolitik Trump, yang berpotensi menimbulkan konflik.
Data Ekonomi AS dan China sebagai Katalis
Data ekonomi AS yang solid menekan imbal hasil US Treasury, memicu spekulasi terkait kebijakan The Fed. Gubernur The Fed, Christopher Waller, bahkan mengindikasikan kemungkinan tiga atau empat penurunan suku bunga jika data ekonomi melemah. Sementara itu, data ekonomi China yang tumbuh 5,4 persen (yoy) pada kuartal IV 2024, melampaui ekspektasi pasar dan menunjukkan keberhasilan stimulus ekonomi pemerintah China.
Pergerakan IHSG Sepanjang Hari
IHSG dibuka menguat dan mempertahankan tren positif hingga penutupan sesi pertama. Penguatan ini berlanjut hingga akhir perdagangan saham. Enam sektor mengalami penguatan, dengan sektor properti memimpin kenaikan sebesar 1,44 persen, diikuti sektor barang konsumen non primer (1,39 persen) dan teknologi (1,38 persen). Sebaliknya, sektor transportasi & logistik mengalami penurunan terbesar (-0,59 persen), disusul sektor barang baku dan keuangan.
Saham-Saham Berkinerja Terbaik dan Terburuk
Saham RATU, PTIS, AGAR, JECC, dan CPRO mencatatkan penguatan terbesar. Di sisi lain, BRRC, GULA, GPSO, KEJU, dan YELO mengalami pelemahan terbesar. Total frekuensi perdagangan mencapai 1.320.000 transaksi, dengan volume 21,15 miliar lembar saham senilai Rp12,12 triliun. Sebanyak 257 saham naik, 345 saham turun, dan 353 saham stagnan.
Perbandingan dengan Bursa Asia Lainnya
Bursa saham regional Asia menunjukkan kinerja yang beragam. Nikkei melemah 0,31 persen, sementara Shanghai menguat 0,18 persen. Kuala Lumpur dan Strait Times juga menunjukan penguatan masing-masing sebesar 0,72 persen dan 0,25 persen.
Kesimpulan
Penguatan IHSG pada Jumat lalu merupakan cerminan dari sentimen positif di pasar regional Asia, yang dipengaruhi oleh pelantikan Presiden AS dan data ekonomi China yang positif. Meskipun ada kekhawatiran terhadap kebijakan Trump, data ekonomi AS dan China menjadi katalis utama penguatan tersebut.