IHSG Menguat 2,37 Persen, Ikuti Penguatan Bursa Saham Asia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat signifikan pada Rabu sore, mengikuti tren positif bursa saham regional Asia, didorong oleh sinyal penurunan tarif perdagangan AS.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil ditutup menguat pada Rabu sore, 5 Maret 2024, dengan peningkatan sebesar 151,00 poin atau 2,37 persen, mencapai posisi 6.531,40. Penguatan ini sejalan dengan tren positif yang terjadi di bursa saham kawasan Asia. Kenaikan ini juga diikuti oleh indeks LQ45 yang naik 21,97 poin atau 3,03 persen ke posisi 747,25. Pergerakan positif ini dipengaruhi oleh beberapa faktor global dan regional yang signifikan.
Salah satu faktor utama penguatan IHSG adalah sinyal positif dari Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS), Howard Lutnick. Lutnick menyarankan pemerintahan Trump untuk mengurangi sejumlah tarif yang sebelumnya telah memicu aksi jual global di pasar saham. Hal ini memberikan sentimen positif bagi investor, karena mengurangi ketidakpastian di pasar internasional. Sinyal kompromi dengan Kanada dan Meksiko, menyusul pemberlakuan tarif baru AS terhadap ketiga negara tersebut dan China, juga turut berkontribusi pada peningkatan optimisme pasar.
Selain itu, pasar Asia merespon positif hasil rapat parlemen tahunan China. Rapat tersebut menetapkan target pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 2025 sekitar 5 persen dan merinci langkah-langkah stimulus ekonomi. Langkah ini diambil di tengah meningkatnya perselisihan perdagangan dengan AS. Target pertumbuhan tersebut mengindikasikan rencana China untuk mengadopsi kebijakan yang lebih pro-konsumsi domestik dan meningkatkan pengembangan kecerdasan buatan (AI) untuk mencapai target pertumbuhan nasional.
Penguatan Sektoral dan Pergerakan Saham
Sepuluh sektor mengalami penguatan, dengan sektor teknologi memimpin kenaikan sebesar 5,78 persen. Sektor industri dan barang baku juga menunjukkan kinerja positif, masing-masing naik 3,14 persen dan 2,21 persen. Hanya sektor kesehatan yang mengalami penurunan, sebesar 0,09 persen. Saham-saham seperti ASPI, ELIT, LMPI, AIMS, dan CCSI mencatatkan penguatan terbesar, sementara XSSI, MTFN, BTEK, SMLE, dan RONY mengalami pelemahan terbesar.
Aktivitas perdagangan terbilang cukup tinggi, dengan frekuensi transaksi mencapai 1.033.000 kali, melibatkan 21,21 miliar lembar saham senilai Rp13,31 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 438 saham naik, 195 saham turun, dan 322 saham stagnan.
Penguatan IHSG juga sejalan dengan pergerakan bursa saham regional Asia. Indeks Nikkei menguat 0,23 persen, indeks Shanghai naik 0,53 persen, dan indeks Kuala Lumpur meningkat 0,56 persen. Namun, indeks Straits Times mengalami pelemahan sebesar 0,20 persen.
Dampak Tarif AS dan Respon China
Peningkatan tarif AS atas barang-barang China hingga 20 persen telah mendorong Beijing untuk melakukan balasan dengan tarif baru sebesar 10 hingga 15 persen atas impor AS tertentu, mulai 10 Maret 2024. Selain itu, China juga memberlakukan pembatasan ekspor pada perusahaan-perusahaan AS. Situasi ini tetap menjadi perhatian, meskipun sinyal penurunan tarif dari AS memberikan sedikit kelegaan bagi pasar.
IHSG dibuka menguat dan mempertahankan tren positif hingga penutupan sesi pertama dan kedua perdagangan saham. Hal ini menunjukkan optimisme investor terhadap prospek pasar di tengah dinamika geopolitik dan ekonomi global.
Secara keseluruhan, penguatan IHSG pada Rabu sore menunjukkan respon positif pasar terhadap sinyal penurunan tarif AS dan langkah-langkah stimulus ekonomi China. Namun, dinamika perdagangan AS-China tetap menjadi faktor yang perlu dipantau secara cermat untuk melihat perkembangan pasar selanjutnya.
Meskipun demikian, investor tetap perlu memperhatikan perkembangan situasi global dan domestik untuk mengantisipasi potensi volatilitas pasar di masa mendatang.