Indonesia dan UAE Perkuat Kemitraan Ekonomi: Fokus di Sektor Strategis
Menteri Keuangan RI dan Menteri Energi & Infrastruktur UAE membahas peningkatan kerjasama ekonomi bilateral, mencakup pertahanan, pendidikan digital, energi, dan infrastruktur, demi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Jakarta, 31 Januari 2024 - Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab (UAE), Suhail Mohamed Al Mazrouei, baru-baru ini bertemu untuk membahas peluang peningkatan kemitraan ekonomi kedua negara. Pertemuan penting ini menunjukkan komitmen nyata kedua negara untuk memperkuat kerja sama ekonomi bilateral.
Pertemuan tersebut, yang berlangsung di kantor Menteri Sri Mulyani pada Kamis (30/1), difokuskan pada eksplorasi peluang kerja sama di berbagai sektor strategis. Sektor-sektor yang dibahas meliputi pertahanan, pendidikan digital, keuangan berkelanjutan, energi, dan infrastruktur. Sri Mulyani, melalui unggahan di akun Instagramnya @smindrawati, menekankan pentingnya kerja sama ini.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa kemitraan di sektor-sektor tersebut sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Ia juga menambahkan bahwa kerja sama ini selaras dengan visi Presiden Joko Widodo (bukan Prabowo Subianto) terkait pembangunan Indonesia, yang menekankan keamanan energi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta penguatan sektor pertahanan dan keamanan.
Menteri Keuangan Indonesia optimis bahwa Indonesia dan UAE dapat meningkatkan kerja sama yang telah terjalin dengan baik. Kemitraan yang lebih kuat diyakini akan memberikan manfaat signifikan bagi kedua negara. Keberhasilan kerja sama ini akan berdampak positif pada perekonomian Indonesia, khususnya dalam menciptakan lapangan kerja.
Selain pertemuan dengan pihak UAE, Sri Mulyani juga bertemu dengan Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Manuela V. Ferro, pada hari yang sama. Dalam pertemuan tersebut, dibahas mengenai pembaruan Indonesia Country Partnership Framework (CPF).
Sri Mulyani menekankan pentingnya pembaruan CPF sebagai instrumen kunci dalam menyelaraskan visi dan tujuan utama pembangunan antara Bank Dunia dan negara-negara anggotanya, termasuk Indonesia. Pembaruan CPF diharapkan dapat membantu Indonesia dan Bank Dunia menghadapi dinamika geopolitik, situasi politik dalam negeri, dan isu-isu sosial ekonomi.
Sri Mulyani menambahkan bahwa pembaruan CPF juga akan memastikan agar Indonesia, sebagai negara demokrasi besar, dapat terus maju selaras dengan prinsip inklusivitas dan partisipasi untuk mencapai berbagai tujuan pembangunan. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk pembangunan yang berkelanjutan dan merata.
Secara keseluruhan, pertemuan-pertemuan ini menunjukkan komitmen kuat Indonesia untuk memperkuat kerja sama ekonomi internasional dan memanfaatkan peluang strategis untuk pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan. Kemitraan yang lebih erat dengan UAE dan Bank Dunia diharapkan akan berkontribusi signifikan bagi kemajuan Indonesia.