Sri Mulyani Bahas Kerja Sama Ekonomi Indonesia-UEA
Menteri Keuangan Sri Mulyani bertemu Menteri Energi UEA, Suhail Al Mazrouei, di Jakarta untuk membahas peningkatan kerja sama ekonomi bilateral, termasuk sektor energi, pertahanan, dan digitalisasi.

Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, baru-baru ini bertemu dengan Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab (UEA), Suhail Mohamed Al Mazrouei. Pertemuan yang berlangsung di Jakarta ini difokuskan pada penguatan kerja sama ekonomi antara kedua negara. Kabar ini disampaikan langsung oleh Sri Mulyani melalui akun Instagram pribadinya.
Kerja Sama Ekonomi Indonesia-UEA
Sri Mulyani menjelaskan bahwa cakupan kerja sama ini cukup luas. Beberapa sektor yang menjadi fokus utama meliputi kerjasama di bidang pertahanan, pengembangan teknologi digital dalam dunia pendidikan, pembiayaan berkelanjutan, serta kemitraan strategis di bidang energi dan infrastruktur. Tujuan utama dari kerja sama yang diperkuat ini adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia dan membuka lebih banyak lapangan kerja.
Sri Mulyani menambahkan bahwa kerja sama ini sejalan dengan visi pembangunan Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden. Prioritas utama pembangunan nasional mencakup ketahanan energi, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), serta penguatan sektor pertahanan dan keamanan negara.
Harapan Kerja Sama yang Lebih Kuat
Sri Mulyani berharap kemitraan Indonesia-UEA, yang telah terjalin baik selama ini, dapat semakin diperkuat dan berkembang di masa mendatang. Ia optimistis bahwa kolaborasi yang erat ini akan memberikan manfaat signifikan bagi kedua negara.
Pertemuan dengan World Bank
Selain pertemuan dengan Menteri Energi UEA, Sri Mulyani juga bertemu dengan Wakil Presiden World Bank untuk Asia Timur dan Pasifik, Manuela V. Ferro. Dalam pertemuan tersebut, Sri Mulyani memberikan masukan terkait pembaruan Kerangka Kemitraan Negara (Country Partnership Framework/CPF) Indonesia. CPF dianggap sebagai instrumen penting untuk menyelaraskan visi pembangunan antara World Bank Group dan negara-negara anggotanya, termasuk Indonesia.
Sri Mulyani menekankan pentingnya CPF yang responsif terhadap dinamika geopolitik dan situasi politik domestik, serta mampu memberikan dampak positif pada aspek sosial dan ekonomi Indonesia. Ia berharap agar CPF terbaru dapat merepresentasikan prinsip inklusivitas dan partisipasi dalam pembangunan Indonesia.
Kesimpulan
Pertemuan-pertemuan penting ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam memperkuat kerja sama ekonomi internasional untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Baik kerja sama dengan UEA maupun World Bank, diharapkan akan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Indonesia.