Indonesia-UAE Perkuat Kerja Sama, Tekan Hambatan Birokrasi
Menlu RI tegaskan komitmen perkuat kerja sama Indonesia-UEA, atasi hambatan birokrasi demi pertumbuhan ekonomi 8 persen dan kesejahteraan bersama, serta dorongan investasi dari UEA.

Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menegaskan komitmen Indonesia untuk meningkatkan kerja sama dengan Uni Emirat Arab (UEA). Hal ini disampaikan dalam Indonesia-UAE 3rd Roundtable Discussion di Jakarta, Kamis (30/1). Pertemuan ini dihadiri oleh Menteri Energi UEA, Suhail Al-Mazroui, dan membahas langkah nyata untuk memperkuat hubungan bilateral kedua negara.
Salah satu fokus utama adalah mengatasi hambatan yang menghambat kerja sama ekonomi dan bisnis kedua negara. "Terdapat beberapa kendala, terutama di sektor komersial dan bisnis, di mana birokrasi terkadang menjadi penghambat," ujar Menlu Retno. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memfasilitasi dan menghilangkan hambatan tersebut, sejalan dengan arahan Presiden.
Target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar delapan persen menjadi pendorong utama upaya ini. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah fokus pada tata kelola pemerintahan yang baik di sektor bisnis dan pemerintahan. Selain itu, dibangun ekosistem yang kondusif dan sistem pendukung di berbagai lembaga Indonesia agar semua kesepakatan dan rencana dapat berjalan lancar.
Kerja sama bilateral Indonesia-UEA mencakup berbagai bidang prioritas, termasuk energi terbarukan, ketahanan pangan, hilirisasi industri, dan industri pertahanan. Kedua menteri sepakat untuk mempercepat program-program yang disepakati demi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan warga kedua negara.
Menteri Al-Mazroui menekankan pentingnya transparansi dari pihak Indonesia. Ia mendorong negosiasi yang cepat dan penyelesaian masalah secara efektif untuk membangun kemitraan yang lebih kuat. UEA siap berinvestasi, namun membutuhkan jaminan transparansi, kemudahan berusaha, dan perlindungan investasi.
Kunjungan Menteri Al-Mazroui ke Indonesia didampingi 48 delegasi bisnis dari berbagai sektor, menunjukkan keseriusan UEA dalam mengembangkan proyek-proyek di Indonesia. Mereka datang untuk membahas proyek-proyek masa depan, menunjukkan potensi besar Indonesia di mata investor UEA.
Hubungan erat Indonesia-UEA tercermin dalam berbagai proyek, seperti pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed dan Rumah Sakit Jantung Emirates di Solo, serta bantuan kemanusiaan lainnya. UEA melihat potensi besar Indonesia di sektor energi terbarukan dan menganggap Indonesia sebagai mitra kunci dalam pengembangan energi terbarukan di Asia Tenggara. Bahkan, pemerintah Abu Dhabi menyatakan kesiapannya untuk berkontribusi dalam pembangunan satu juta unit rumah di Indonesia.
Kesimpulannya, pertemuan ini menekankan komitmen kuat Indonesia dan UEA untuk memperkuat kerja sama bilateral. Transparansi dan efisiensi birokrasi menjadi kunci keberhasilan dalam menarik investasi dan mencapai target pertumbuhan ekonomi bersama. Kerja sama ini diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat kedua negara.