Indonesia dan Uzbekistan Perkuat Kerja Sama Bilateral
Menteri Luar Negeri Indonesia dan Uzbekistan sepakat meningkatkan kerja sama bilateral di berbagai sektor strategis, termasuk infrastruktur, pertambangan, dan pariwisata, ditandai dengan penandatanganan rencana aksi 2025-2026 dan perjanjian bebas visa.
Jakarta, 11 Februari 2024 - Indonesia dan Uzbekistan sepakat untuk meningkatkan kerja sama bilateral yang saling menguntungkan di berbagai sektor. Kesepakatan ini dicapai setelah Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, dan Menlu Uzbekistan, Bakhtiyor Saidov, memimpin Sidang Komisi Bersama ke-2 tentang Konsultasi Bilateral (JCBC) di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri Indonesia, Jakarta, Selasa (11/2).
Kedua negara menekankan komitmen kuat untuk mendorong kerja sama dan investasi di sektor-sektor strategis, termasuk infrastruktur, pertambangan, dan pariwisata. Mereka juga mendorong terciptanya perjanjian perdagangan bilateral antara Indonesia dan Uzbekistan. "Uzbekistan di Asia Tengah dan Indonesia di Asia Tenggara harus berperan sebagai 'lokomotif pertumbuhan' dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," ujar Menlu Retno dalam sebuah pernyataan.
Kerja Sama yang Berkembang
Selain sektor ekonomi, kedua negara juga sepakat meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan, kebudayaan, olahraga, dan hubungan antar parlemen. Sebagai langkah nyata, Indonesia dan Uzbekistan menandatangani Rencana Aksi 2025-2026. Rencana aksi ini akan menjadi panduan dalam pelaksanaan inisiatif kerja sama di berbagai bidang.
Tidak hanya itu, Menlu Retno dan Menlu Saidov juga menandatangani Perjanjian Bebas Visa untuk Paspor Diplomatik dan Dinas (PBVDD). Perjanjian ini bertujuan untuk memfasilitasi interaksi yang lebih besar antara pejabat dan perwakilan dari kedua negara. Langkah ini diharapkan dapat mempermudah mobilitas dan memperkuat hubungan antar pemerintah.
Hubungan Bilateral yang Kuat
Indonesia dan Uzbekistan telah menjalin hubungan diplomatik selama 32 tahun. JCBC pertama antara kedua negara berlangsung di Jakarta pada tahun 2009. Sidang JCBC kedua ini menandai komitmen kedua negara untuk memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan di masa mendatang. Dalam pertemuan tersebut, kedua menteri luar negeri juga membahas isu-isu global dan regional yang menjadi kepentingan bersama. Pernyataan bersama mengenai hal ini akan dirilis pada hari Rabu (12/2).
Kerja sama yang komprehensif ini menunjukkan komitmen kuat kedua negara untuk memperkuat hubungan bilateral. Dengan adanya rencana aksi dan perjanjian bebas visa, diharapkan kerja sama di berbagai sektor akan semakin meningkat dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia dan Uzbekistan. Kedua negara memiliki potensi besar untuk saling melengkapi dan meningkatkan kesejahteraan bersama melalui kerja sama ekonomi dan peningkatan hubungan antar masyarakat.
Sektor-Sektor Prioritas
- Infrastruktur: Pengembangan infrastruktur di kedua negara dapat saling mendukung melalui transfer teknologi dan investasi.
- Pertambangan: Kerja sama di sektor pertambangan dapat mencakup eksplorasi bersama, pengolahan mineral, dan pengembangan teknologi ramah lingkungan.
- Pariwisata: Peningkatan kerja sama pariwisata dapat dilakukan melalui promosi bersama dan peningkatan konektivitas.
- Pendidikan: Pertukaran pelajar dan dosen serta pengembangan kurikulum bersama dapat memperkuat hubungan akademik.
- Kebudayaan: Pertukaran budaya dan kesenian dapat memperkaya pemahaman dan mempererat hubungan antar masyarakat.
Kesimpulannya, kesepakatan antara Indonesia dan Uzbekistan menandai babak baru dalam hubungan bilateral kedua negara. Dengan komitmen yang kuat dan rencana aksi yang jelas, kerja sama yang saling menguntungkan ini diharapkan akan terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi kedua bangsa.