Indonesia dan Uzbekistan Sepakat Memulai Negosiasi Perjanjian Perdagangan Preferensial
Indonesia dan Uzbekistan akan memulai negosiasi Perjanjian Perdagangan Preferensial (IU-PTA) untuk memperluas pasar dan meningkatkan hubungan perdagangan bilateral, ditandai dengan pertumbuhan perdagangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
![Indonesia dan Uzbekistan Sepakat Memulai Negosiasi Perjanjian Perdagangan Preferensial](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/12/010029.823-indonesia-dan-uzbekistan-sepakat-memulai-negosiasi-perjanjian-perdagangan-preferensial-1.jpeg)
Jakarta, 12 Desember 2024 - Indonesia dan Uzbekistan siap memulai babak baru kerja sama ekonomi dengan meluncurkan negosiasi Perjanjian Perdagangan Preferensial (IU-PTA). Langkah ini diumumkan setelah Menteri Perdagangan Indonesia, Budi Santoso, bertemu dengan Menteri Luar Negeri Uzbekistan, Bakhtiyor Saidov, di Jakarta. Kesepakatan ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan ekonomi kedua negara yang telah menunjukkan pertumbuhan positif dalam beberapa tahun terakhir.
Ekspansi Pasar dan Kerja Sama Bilateral
Menurut Menteri Santoso, IU-PTA akan menjadi peluang emas bagi Indonesia untuk memperluas pasarnya. Uzbekistan, dengan populasi terbesar di Asia Tengah (36,5 juta jiwa), merupakan pasar non-tradisional yang potensial bagi produk-produk Indonesia. "Ini merupakan salah satu langkah nyata dari program prioritas Kementerian Perdagangan untuk memperluas pasar ekspor," ujar Menteri Santoso.
Pertemuan tersebut juga menghasilkan dorongan bagi Uzbekistan untuk segera membentuk Kelompok Kerja Gabungan (Joint Working Group/JWG) bidang perdagangan dan investasi Indonesia-Uzbekistan. Pembentukan JWG ini telah disepakati dalam pertemuan perwakilan pemerintah kedua negara di Tashkent pada Mei 2021.
Selain itu, Indonesia juga menyatakan dukungan penuh terhadap upaya Uzbekistan untuk bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Negosiasi akses pasar barang dan jasa dalam kerangka keanggotaan WTO tersebut telah selesai dilakukan oleh kedua negara. Tim teknis kedua negara didorong untuk segera menyelesaikan pembahasan prosedur dan waktu penandatanganan protokol kesepakatan Indonesia-Uzbekistan tentang barang dan jasa dalam kerangka aksesi Uzbekistan ke WTO. Menteri Santoso menegaskan kesiapan Indonesia untuk menandatangani protokol tersebut.
Potensi Perdagangan Indonesia-Uzbekistan
Data perdagangan menunjukkan hubungan ekonomi yang semakin erat antara Indonesia dan Uzbekistan. Uzbekistan merupakan tujuan ekspor ke-129 dan asal impor ke-53 bagi Indonesia. Selama periode 2019-2023, perdagangan kedua negara tumbuh sebesar 49,04 persen. Pada tahun 2024, total perdagangan mencapai US$ 147,6 juta, meningkat 4,67 persen dibandingkan tahun sebelumnya (US$ 141,1 juta).
Meskipun impor dari Uzbekistan lebih besar (US$ 121,9 juta) dibandingkan ekspor Indonesia (US$ 25,8 juta), potensi peningkatan ekspor Indonesia masih terbuka lebar. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Uzbekistan meliputi margarin, lemak dan minyak hewani atau nabati, mesin dan peralatan listrik, kopi instan, dan lain sebagainya. Sementara itu, impor Indonesia dari Uzbekistan mencakup kalium klorida, bubur kapas, pompa bahan bakar, pengukur tingkat kendaraan bermotor, dan dinatrium karbonat.
Langkah Menuju Kerja Sama yang Lebih Kuat
Inisiatif IU-PTA menunjukkan komitmen kuat kedua negara untuk memperkuat hubungan ekonomi. Dengan adanya JWG dan dukungan Indonesia terhadap aksesi Uzbekistan ke WTO, diharapkan kerja sama bilateral akan semakin intensif dan saling menguntungkan. Negosiasi IU-PTA ini diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan yang memberikan akses pasar yang lebih luas bagi produk-produk kedua negara, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ke depannya, perlu adanya upaya untuk lebih mengoptimalkan potensi perdagangan bilateral. Hal ini dapat dilakukan melalui promosi produk, peningkatan efisiensi logistik, dan penguatan kerjasama di sektor-sektor lain. Dengan demikian, kerja sama ekonomi Indonesia-Uzbekistan dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi kesejahteraan masyarakat kedua negara.