Indonesia Dorong BRICS Perkuat Perdamaian Global dan Norma Internasional
Menlu RI, Retno Marsudi, mendesak BRICS untuk berperan aktif dalam menegakkan perdamaian dunia dan norma-norma internasional, khususnya dalam menghadapi pelanggaran hukum internasional.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, menekankan pentingnya peran BRICS yang lebih aktif dan konstruktif dalam mendorong perdamaian serta menegakkan norma-norma multilateral. Pernyataan tersebut disampaikan dalam Sidang Pertama Pertemuan Menteri Luar Negeri (FMM) BRICS di Rio de Janeiro, Brasil, pada Senin, 29 April 2025. Keikutsertaan Indonesia menandai partisipasi pertama sejak bergabung sebagai anggota penuh BRICS pada Januari 2025.
Retno Marsudi dengan tegas menyatakan, "BRICS harus berada di garis depan dalam membela hukum internasional yang harus ditegakkan secara adil dan konsisten tanpa standar ganda. Tidak seorang pun yang berada di atas hukum." Pernyataan ini disampaikan sebagai respon atas situasi yang memburuk di Jalur Gaza akibat agresi Israel, yang menurutnya menunjukkan kegagalan komunitas global dalam menegakkan hukum humaniter internasional secara setara.
Beliau juga menyoroti bahaya tindakan sepihak yang tidak terkendali dan pelanggaran hukum internasional yang dapat memperdalam ketidakpercayaan dan ketidaksetaraan antar negara. Oleh karena itu, Indonesia mendesak semua pihak untuk menghormati keputusan dan perintah Mahkamah Internasional (ICJ) serta memperkuat Dewan Keamanan PBB agar dapat melaksanakan mandatnya secara lebih efektif. "Kita harus melindungi lembaga hukum internasional dari penegakan hukum yang selektif dan campur tangan politik," tegas Menlu Retno.
Pentingnya Reformasi Multilateral dan Peran BRICS
Dalam Sidang Kedua FMM BRICS, Menlu Retno kembali mendorong reformasi multilateral untuk mewujudkan sistem multilateral yang lebih inklusif, transparan, dan terpercaya dalam menghadapi tantangan global. Indonesia berharap BRICS dapat menjadi pelopor dalam mewujudkan dunia yang lebih adil, damai, dan berkelanjutan.
Selain mengikuti FMM BRICS, Menlu Retno juga melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah menteri luar negeri negara anggota BRICS lainnya. Pertemuan bilateral tersebut dilakukan dengan Menteri Luar Negeri Brasil, Mauro Vieira, Menteri Luar Negeri Ethiopia, dan Menteri Negara UEA untuk Kerjasama Internasional. Pertemuan-pertemuan ini difokuskan pada peningkatan hubungan bilateral dan kerja sama dalam kerangka BRICS.
Partisipasi aktif Indonesia dalam FMM BRICS di Rio de Janeiro menandai komitmen nyata Indonesia untuk berkontribusi dalam menciptakan tatanan dunia yang lebih baik. Indonesia berharap BRICS dapat menjadi kekuatan utama dalam mendorong perdamaian dan keadilan internasional.
Keikutsertaan Indonesia di BRICS: Sebuah Langkah Strategis
Kehadiran Indonesia dalam pertemuan BRICS di Rio de Janeiro merupakan langkah penting dalam diplomasi Indonesia. Keanggotaan penuh di BRICS memberikan Indonesia platform yang lebih luas untuk menyuarakan keprihatinan dan aspirasinya di panggung internasional. Partisipasi aktif ini juga menunjukkan komitmen Indonesia terhadap kerja sama multilateral dan upaya untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan damai.
Dengan menekankan pentingnya penegakan hukum internasional dan reformasi multilateral, Indonesia berharap dapat berkontribusi dalam membentuk BRICS menjadi kekuatan yang lebih efektif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas global. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia dan menegakkan hukum internasional.
Melalui diplomasi aktif dan kerja sama dengan negara-negara anggota BRICS, Indonesia berupaya untuk memperkuat posisi dan pengaruhnya di kancah internasional, serta berkontribusi pada penyelesaian berbagai permasalahan global.
Kesimpulan
Partisipasi Indonesia dalam FMM BRICS di Rio de Janeiro menunjukkan komitmen kuat Indonesia terhadap kerja sama multilateral dan perdamaian dunia. Desakan Indonesia terhadap BRICS untuk berperan lebih aktif dalam menegakkan hukum internasional dan mendorong reformasi multilateral merupakan langkah penting dalam menciptakan tatanan dunia yang lebih adil dan berkelanjutan.