Indonesia Perlu Perhatikan Daya Tawar Sektor Ekonomi Terhadap AS
Pemerintah Indonesia perlu mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi dengan daya tawar tinggi terhadap AS, seperti ekonomi digital dan mineral kritis, untuk menghadapi kebijakan 'America First' di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.

Indonesia perlu jeli melihat peluang dan tantangan ekonomi di bawah pemerintahan Trump. Sejak dilantik, Presiden Donald Trump langsung menerapkan kebijakan 'America First', yang berdampak signifikan terhadap ekonomi global. Hal ini disampaikan oleh Dandy Rafitrandi, peneliti dari Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS), dalam Media Briefing di Jakarta, Selasa (21/1).
Sektor-sektor strategis Indonesia perlu diidentifikasi. Menurut Dandy, Indonesia perlu cermat mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi dalam negeri yang memiliki daya tawar tinggi bagi Amerika Serikat. Sektor-sektor seperti ekonomi digital dan mineral kritis menjadi contohnya. Ini penting karena kebijakan 'America First' mendorong AS untuk mencari negara-negara dengan keunggulan komparatif di sektor spesifik.
Kebijakan 'America First' dan daya tawar Indonesia. Dokumen 'America First Trade Policy' yang dikeluarkan pemerintahan Trump mencantumkan klausul yang menekankan identifikasi sektor-sektor unggulan negara lain. Ini bisa menjadi peluang bagi Indonesia, namun dengan catatan AS mendapat akses pasar ekspor bagi pekerja, petani, peternak, dan penyedia layanannya.
Strategi Indonesia menghadapi kebijakan proteksionis AS. Pemerintah Indonesia harus siap menawarkan komoditas spesifik dan sektor unggulan yang dapat saling menguntungkan kedua negara. Dengan strategi yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan peluang ekonomi di tengah kebijakan proteksionis AS.
Dampak kebijakan Trump terhadap ekonomi global. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Trump, termasuk lebih dari 80 Executive Order dalam 24 jam setelah pelantikan, berdampak luas pada ekonomi global. Salah satu kebijakan penting adalah 'America First Trade Policy' yang juga mengkaji penerapan External Return Service (ERS) untuk pengenaan tarif dan bea impor.
Kesimpulan: Mempersiapkan diri menghadapi dinamika baru. Kesimpulannya, Indonesia perlu bersiap menghadapi dinamika baru dalam perdagangan internasional di bawah pemerintahan Trump. Mengidentifikasi dan mengembangkan sektor-sektor dengan daya tawar tinggi menjadi kunci untuk menjaga dan meningkatkan hubungan ekonomi dengan Amerika Serikat.