Indonesia Siap Ekspor Durian ke China: Protokol Ekspor Hampir Final
Kepala Badan Karantina menyatakan kesiapan Indonesia ekspor durian langsung ke China setelah draf protokol ekspor durian hampir selesai dan akan segera ditandatangani, dengan audit GACC di Sulteng pada Maret 2025.

Palu, Sulawesi Tengah - Indonesia bersiap untuk membuka peluang pasar ekspor durian langsung ke China. Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat Manaor Panggabean, menyatakan kesiapan tersebut dalam rapat koordinasi perlindungan sumber daya hayati dan go ekspor di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (17/2).
"Indonesia siap untuk melakukan ekspor komoditas durian secara langsung ke China. Koordinasi bersama Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah (Sulteng), Badan Pangan Nasional, dan pelaku usaha terus dilakukan. Kami satu tim, Indonesia siap," tegas Panggabean. Pernyataan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, salah satunya melalui peningkatan ekspor.
Kerja Sama Perdagangan Indonesia-China
Pemerintah Indonesia telah menginisiasi kerja sama perdagangan dengan China sejak tahun 2023. Kerja sama ini fokus pada ekspor empat komoditas pertanian dan perikanan unggulan, termasuk sarang burung walet, kelapa, durian, dan tepung ikan. Ekspor durian dari Sulawesi Tengah menjadi salah satu prioritas utama dalam kerja sama ini.
Panggabean menjelaskan bahwa draf protokol ekspor durian ke China telah rampung. Tahap selanjutnya adalah penandatanganan protokol tersebut. Proses ini menandai langkah signifikan dalam merealisasikan ekspor durian Indonesia ke pasar China yang sangat potensial.
Standar Ketat Ekspor Durian ke China
Protokol ekspor durian ke China memiliki standar yang sangat ketat. Hal ini mengharuskan Indonesia untuk memenuhi persyaratan protokol tersebut secara menyeluruh. Dua standar utama yang harus dipenuhi adalah Good Agriculture Practices (GAP) atau cara budi daya pertanian yang baik, dan Good Handling Practices (GHP).
Tim General Administration of Customs of China (GACC) akan melakukan audit terhadap packing house dan kebun durian segar di Sulawesi Tengah pada tanggal 9-14 Maret 2025. Audit ini bertujuan untuk memastikan kesiapan Indonesia dalam memenuhi standar yang ditetapkan oleh GACC.
Koordinasi dan Persiapan Ekspor
Rapat koordinasi yang diadakan bertujuan untuk memastikan semua pihak terkait telah siap memenuhi standar GACC. Packing house dan kebun durian harus memenuhi seluruh standar yang telah ditetapkan. Rapat ini menjadi forum untuk mengecek kembali kesiapan seluruh elemen yang terlibat.
Panggabean berharap rapat koordinasi ini akan memastikan proses ekspor durian berjalan lancar dan sesuai standar. Hal ini penting untuk meningkatkan daya saing komoditas pertanian Indonesia di pasar internasional. "Sehingga begitu tim GACC datang, kita semua sudah siap. Kemudian bisa dilanjutkan penandatanganan protokolnya dan bisa langsung ekspor," tambahnya.
Potensi Durian Sulawesi Tengah
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah telah mendaftarkan 3.056 hektare kebun durian yang tersebar di lima kabupaten: Parigi Moutong (1.461,71 hektare), Poso (1.161,7 hektare), Sigi (211.941 hektare), Donggala (151 hektare), dan Tolitoli (70,07 hektare). Dari kelima kabupaten tersebut, tiga kabupaten telah menyatakan kesiapan untuk ekspor, yaitu Parigi Moutong, Poso, dan Sigi.
Terkait fasilitas pengemasan, dari 15 packing house, tujuh telah terdaftar dan sisanya masih dalam proses registrasi. Keseluruhan persiapan ini menunjukkan komitmen serius Indonesia untuk memenuhi standar ekspor durian ke China.
Dengan terbukanya akses pasar China, diharapkan ekspor durian Indonesia akan meningkat signifikan, memberikan dampak positif bagi perekonomian petani dan pelaku usaha di Sulawesi Tengah khususnya, dan Indonesia pada umumnya.