Kadin Parimo Desak Percepatan Protokol Ekspor Durian ke China
Kadin Parigi Moutong mendesak Balai Karantina Indonesia untuk segera menandatangani protokol ekspor durian ke China guna meningkatkan perekonomian petani dan negara.

Parigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, mendesak Balai Karantina Indonesia (Barantin) untuk mempercepat proses penandatanganan protokol ekspor durian ke China. Ketua Kadin Parimo, Faradiba Zaenong, menyatakan bahwa percepatan ini sangat krusial bagi perekonomian petani durian di daerah tersebut. Hal ini disampaikannya di Parigi, Rabu.
Menurut Faradiba, penandatanganan protokol ekspor durian ke China akan membuka peluang besar bagi petani durian Parimo. Saat ini, ekspor durian Indonesia hanya mencapai Thailand, dan buah tersebut diekspor kembali ke China dengan merek Thailand, bukan Indonesia. Ekspor langsung ke China akan lebih efisien dan mempertahankan merek Indonesia, dengan waktu tempuh hanya sembilan hari dari Pelabuhan Pantoloan Palu.
Ia menambahkan bahwa proses ekspor ke Thailand memakan waktu lebih lama. Oleh karena itu, percepatan penandatanganan protokol ekspor oleh Barantin menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi ekspor durian Indonesia.
Syarat Ekspor Durian ke China Telah Terpenuhi
Faradiba menjelaskan bahwa semua dokumen yang dibutuhkan oleh General Administration of Customs of the People's Republic of China (GACC) telah dipenuhi, termasuk standar keamanan pangan untuk durian. Pemerintah Indonesia kini perlu mempercepat tahap akhir persiapan ekspor, mengingat petani dan perusahaan pengemas durian di Parimo telah siap untuk memulai kegiatan ekspor.
GACC telah melakukan peninjauan dan penilaian rumah kemas durian di Parigi Moutong pada Maret 2025. Kesiapan ini menunjukkan komitmen dan kesiapan pihak terkait dalam memenuhi standar ekspor yang ditetapkan oleh China.
Faradiba berharap agar proses ini dapat segera terealisasi untuk memberikan manfaat ekonomi bagi petani durian di Parimo.
Parimo: Penghasil Durian Terbesar di Sulteng
Data dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sulteng menunjukkan bahwa luas lahan pertanian durian di Parigi Moutong mencapai 3.833 hektare, tersebar di 23 kecamatan. Produksi durian per tahun mencapai 305.419 ton, menjadikan Parimo sebagai penghasil durian terbesar di Sulawesi Tengah.
Potensi ini sangat besar dan perlu dimanfaatkan secara optimal melalui ekspor langsung ke China. Hal ini akan berdampak positif pada peningkatan pendapatan petani dan perekonomian daerah.
Peran Kementan dalam Pengembangan Perkebunan Durian
Faradiba juga meminta Kementerian Pertanian (Kementan) untuk memberikan perhatian serius terhadap pengembangan perkebunan durian di Indonesia. Edukasi tentang standar perkebunan durian yang baik perlu digalakkan kepada para petani agar kualitas dan kuantitas durian yang dihasilkan dapat terus meningkat.
Dengan peningkatan kualitas dan kuantitas, daya saing durian Indonesia di pasar internasional akan semakin kuat. Hal ini akan berdampak positif pada peningkatan pendapatan petani dan perekonomian nasional.
Peluang ekspor durian ke China sangat menjanjikan dan dapat memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan ekonomi petani durian serta pemasukan keuangan negara. Oleh karena itu, percepatan proses penandatanganan protokol ekspor menjadi sangat penting dan mendesak.