Sigi Siap Ekspor Durian ke China: Dorong Pertumbuhan Ekonomi Lokal
Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, siap ekspor durian ke China, ditandai dengan registrasi kebun durian dan produksi melimpah, mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan peningkatan pendapatan petani.

Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, bersiap menjadi salah satu daerah pengekspor durian ke China. Hal ini dikonfirmasi oleh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sigi pada tanggal 22 Januari 2024. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan perekonomian daerah dan kesejahteraan para petani durian Sigi.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sigi, Rahmat Iqbal, menjelaskan bahwa Sulawesi Tengah berpotensi besar menjadi pengekspor utama durian ke China. Meskipun Sigi bukan penyumbang terbesar di Sulawesi Tengah, namun kontribusi daerah ini cukup signifikan. Produksi durian di Kabupaten Sigi pada tahun 2024 mencapai angka yang cukup fantastis, yaitu 50.400 kuintal.
Meskipun demikian, ekspor durian saat ini diprioritaskan untuk daerah yang sudah terdaftar kebun duriannya, seperti Kulawi dengan luas lahan mencapai 200 hektare. Kabupaten Sigi sendiri telah melakukan registrasi kebun durian ke Kementerian Pertanian. Hal ini menunjukan keseriusan pemerintah daerah dalam mendukung program ekspor durian.
Registrasi kebun durian dilakukan bersamaan dengan Kabupaten Parigi Moutong. Langkah ini membuat Sigi menjadi bagian dari jaringan pemasok durian Sulawesi Tengah untuk pasar ekspor. Selain Sigi dan Parigi Moutong, daerah lain di Sulawesi Tengah yang juga menyuplai durian antara lain Poso dan Donggala.
Puncak panen raya durian di Kabupaten Sigi diperkirakan akan terjadi pada bulan Maret 2025, bertepatan dengan bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Hal ini tentu akan menjadi momentum yang baik bagi para petani untuk meningkatkan pendapatan mereka. Harga durian di Sulawesi Tengah cukup menjanjikan. Untuk durian Montong, harga mencapai Rp100.000 per kilogram, sedangkan durian Musang King bisa mencapai Rp300.000 hingga Rp400.000 per kilogram.
Petani durian di Kecamatan Kulawi, Kulawi Selatan, Pipikoro, dan Lindu diharapkan dapat memanen durian jenis Musang King tahun ini. Jenis durian ini memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan jenis durian lainnya. Keberhasilan ekspor durian akan sangat bergantung pada kualitas dan kuantitas produksi durian yang dihasilkan oleh para petani.
Saat ini, tiga kabupaten di Sulawesi Tengah telah terdaftar untuk ekspor durian ke China, yaitu Parigi Moutong, Poso, dan Sigi. Produksi durian di Sulawesi Tengah pada tahun 2023 mencapai 743.256 kuintal dari lebih dari 1,2 juta pohon produktif. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan tahun 2022 yang hanya mencapai 563.256 kuintal.
Data dari Mei 2024 menunjukan bahwa volume ekspor durian dari Indonesia ke China telah mencapai Rp600 miliar, dengan total 5.724 ton durian beku (setara 17.172 ton buah durian utuh). Sulawesi Tengah sendiri berkontribusi dengan dua jenis durian andalan, yaitu Montong dan Musang King, untuk memenuhi permintaan pasar China.