Indonesia Tegaskan Dukungan Reformasi WTO di Pertemuan APEC
Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan komitmen Indonesia untuk mereformasi WTO, termasuk memulihkan sistem penyelesaian sengketa dan mengangkat kembali anggota Badan Banding WTO, di tengah peningkatan praktik tarif resiprokal.

Jakarta, 16 Mei 2024 - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso secara tegas menyatakan komitmen Indonesia dalam mendukung reformasi menyeluruh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di sesi II Pertemuan Menteri Perdagangan APEC (APEC MRT) di Jeju, Korea Selatan. Pernyataan ini disampaikan di tengah meningkatnya kekhawatiran akan praktik tarif resiprokal yang dinilai merugikan perekonomian Indonesia. Mendag Budi menekankan pentingnya pemulihan sistem perdagangan multilateral yang adil dan dapat diandalkan.
Salah satu fokus utama reformasi WTO yang didukung Indonesia adalah pemulihan sistem penyelesaian sengketa dua tingkat. Sistem ini dinilai krusial untuk memastikan adanya mekanisme penyelesaian sengketa yang adil dan efektif antar negara. Selain itu, Indonesia juga mendorong pengangkatan kembali anggota Badan Banding WTO yang sempat terhambat. Mendag Budi menyampaikan, "Kami mendukung peran APEC dalam memperkuat sistem perdagangan multilateral dengan fokus pada reformasi WTO, termasuk pemulihan mekanisme penyelesaian sengketa dua tingkat dan pengangkatan kembali anggota Badan Banding untuk memastikan sistem yang adil dan dapat diandalkan."
Peningkatan praktik tarif resiprokal menjadi perhatian serius pemerintah Indonesia. Praktik ini dinilai mengganggu perdagangan Indonesia dan menghambat akses pasar global yang adil. Namun, alih-alih melakukan retaliasi, pemerintah Indonesia memilih untuk mengedepankan diplomasi dan mencari solusi yang saling menguntungkan. Mendag Budi menjelaskan, "Kami percaya pendekatan pembalasan hanya akan memperburuk ketidakpastian dan ketidakstabilan ekonomi global. Indonesia akan terus mengedepankan diplomasi dan keterlibatan konstruktif untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan."
Dukungan Terhadap Reformasi WTO
Indonesia secara aktif mendorong reformasi WTO yang komprehensif. Hal ini meliputi berbagai isu substansial, seperti subsidi pertanian dan perikanan. Proses negosiasi, menurut Mendag Budi, harus dilakukan secara transparan dan inklusif, serta sesuai dengan mandat Konferensi Tingkat Menteri Ke-11 (MC11) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDG), terutama SDG 14.6. Komitmen ini menunjukkan konsistensi Indonesia dalam memperjuangkan sistem perdagangan yang adil dan berkelanjutan.
Lebih lanjut, Mendag Budi juga menekankan pentingnya kemajuan kolektif dalam menyelesaikan isu-isu substansial WTO. Ia berharap proses negosiasi yang dilakukan dapat menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan semua pihak. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk memperkuat sistem perdagangan multilateral yang adil dan transparan.
Terkait Konferensi Tingkat Menteri Ke-14 WTO (MC14) yang akan digelar pada tahun 2026 di Kamerun, Indonesia menyatakan dukungan penuh terhadap implementasi Visi Putrajaya 2040. Mendag Budi berharap pertemuan tersebut dapat menghasilkan kesepakatan yang signifikan dan bermanfaat bagi seluruh anggota WTO. Ia menambahkan, "Indonesia percaya bahwa kerja sama yang inklusif, adil, dan transparan merupakan kunci dalam memperkuat sistem perdagangan multilateral. Kami siap bekerja sama secara konstruktif dengan seluruh anggota untuk mencapai hasil yang substantif dan seimbang pada MC14 mendatang."
Diplomasi sebagai Solusi
Di tengah tantangan perdagangan global, Indonesia konsisten memilih jalur diplomasi. Pemerintah Indonesia menghindari langkah-langkah retaliasi yang berpotensi memperburuk situasi ekonomi global. Strategi ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam membangun kerja sama internasional yang konstruktif dan saling menguntungkan. Dengan pendekatan diplomasi, Indonesia berupaya menciptakan solusi yang adil dan berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.
Prioritas utama Indonesia adalah menciptakan sistem perdagangan global yang adil dan transparan. Hal ini tercermin dari dukungan aktif Indonesia terhadap reformasi WTO. Dengan komitmen yang kuat dan pendekatan diplomasi yang bijak, Indonesia berharap dapat berkontribusi dalam menciptakan sistem perdagangan internasional yang lebih baik dan berkelanjutan.
Indonesia juga menekankan pentingnya transparansi dan inklusivitas dalam proses negosiasi WTO. Semua anggota WTO harus dilibatkan secara aktif dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini akan memastikan bahwa kesepakatan yang dihasilkan dapat diterima dan menguntungkan semua pihak. Dengan demikian, sistem perdagangan multilateral dapat diperkuat dan menjadi lebih adil bagi semua negara.
Kesimpulannya, komitmen Indonesia dalam mendukung reformasi WTO menunjukkan konsistensi negara dalam memperjuangkan sistem perdagangan yang adil dan berkelanjutan. Melalui diplomasi dan kerja sama konstruktif, Indonesia berharap dapat berkontribusi dalam menciptakan sistem perdagangan internasional yang lebih baik dan menguntungkan semua pihak.