Industri Hiburan Jakbar Tutup Selama Ramadhan, Ada Pengecualian?
Tempat hiburan malam di Jakarta Barat wajib tutup selama Ramadhan, kecuali yang berada di hotel berbintang dan kawasan komersial tertentu, demikian disampaikan oleh Suku Dinas Parekraf Jakarta Barat.

Jakarta, 3 Maret 2025 (ANTARA) - Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Jakarta Barat memberlakukan kebijakan penutupan sementara tempat usaha hiburan di wilayahnya selama bulan suci Ramadhan 1446 Hijriah. Kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari Surat Pengumuman Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI Nomor e-0001 Tahun 2025. Keputusan ini diambil untuk menghormati bulan suci Ramadhan dan memberikan ruang bagi masyarakat untuk menjalankan ibadah dengan khusyuk.
Kepala Suku Dinas Parekraf Jakarta Barat, Dedi Sumardi, menjelaskan bahwa kebijakan ini mewajibkan seluruh tempat usaha hiburan untuk menghentikan sementara kegiatan dan aktivitasnya. "Industri hiburan wajib tutup satu hari sebelum bulan suci Ramadan sampai dengan satu hari setelah hari kedua Hari Raya Idul Fitri," ujar Dedi saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin. Hal ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang kondusif selama bulan Ramadhan.
Penutupan tersebut meliputi berbagai jenis tempat hiburan, termasuk kelab malam, diskotek, tempat mandi uap, rumah pijat, arena permainan ketangkasan untuk dewasa, bar, dan rumah minum. Namun, terdapat pengecualian yang perlu diperhatikan.
Pengecualian untuk Usaha di Hotel Berbintang dan Kawasan Komersial
Dinas Parekraf DKI Jakarta memberikan pengecualian bagi tempat hiburan yang berada di hotel berbintang empat dan lima, serta kawasan komersial tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan antara penghormatan terhadap bulan Ramadhan dengan tetap memperhatikan aspek ekonomi dan bisnis. "Khusus usaha kelab malam dan diskotek yang diselenggarakan menyatu dengan area hotel minimal bintang empat dan lima serta tidak berdekatan dengan permukiman warga, rumah ibadah, sekolah dan/atau rumah sakit dikecualikan dari ketentuan (wajib tutup)," jelas Dedi.
Pengecualian ini diberikan dengan beberapa persyaratan yang ketat, salah satunya adalah lokasi tempat usaha yang harus terintegrasi dengan hotel berbintang dan tidak berada di dekat permukiman warga, rumah ibadah, sekolah, atau rumah sakit. Tujuannya adalah untuk meminimalisir potensi gangguan terhadap ketertiban umum dan kenyamanan masyarakat selama bulan Ramadhan.
Kebijakan ini diharapkan dapat berjalan dengan lancar dan mendapatkan dukungan dari seluruh pihak terkait. Pemerintah daerah berkomitmen untuk terus memantau dan melakukan pengawasan agar kebijakan ini dapat dijalankan dengan baik.
Ketentuan Operasional untuk Karaoke dan Tempat Hiburan Lainnya
Sementara itu, terdapat beberapa jenis tempat hiburan yang masih diizinkan beroperasi selama Ramadhan, namun dengan jam operasional yang diatur. Karaoke dan tempat biliar, misalnya, masih dapat beroperasi dengan batasan waktu tertentu.
Untuk karaoke eksekutif, jam operasional dibatasi pukul 20.30-24.00 WIB, sedangkan karaoke keluarga diizinkan beroperasi pukul 14.00-24.00 WIB. Tempat usaha yang berlokasi dalam satu ruangan dengan usaha karaoke eksekutif juga mengikuti jam operasional yang sama, yaitu pukul 20.30-24.00 WIB. Sedangkan tempat usaha yang tidak berada dalam satu ruangan dengan tempat hiburan yang wajib tutup diizinkan beroperasi mulai pukul 11.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB.
Aturan ini menunjukkan adanya upaya untuk menyeimbangkan aspek keagamaan dan ekonomi. Pemerintah daerah berupaya untuk menghormati kesucian bulan Ramadhan, namun juga mempertimbangkan dampak ekonomi bagi para pelaku usaha di sektor hiburan.
Dengan adanya aturan yang jelas dan terukur, diharapkan dapat meminimalisir potensi konflik dan menjaga kondusivitas selama bulan Ramadhan. Pemerintah daerah akan terus melakukan sosialisasi dan pengawasan untuk memastikan seluruh pelaku usaha mematuhi aturan yang telah ditetapkan.