Inggris Tertarik Dukung Transisi Energi Indonesia: Investasi dan Teknologi Jadi Kunci
Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, mengungkapkan ketertarikan Inggris untuk mendukung transisi energi Indonesia, termasuk investasi dan transfer teknologi.

Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, baru-baru ini mengumumkan ketertarikan Pemerintah Inggris untuk mendukung upaya Indonesia dalam transisi energi. Pernyataan ini disampaikan setelah pertemuannya dengan Utusan Khusus Pemerintah Inggris di bidang perubahan iklim, Rachel Kyte, di kompleks parlemen Jakarta, Kamis (8/5).
Pertemuan tersebut membahas rencana ambisius Indonesia untuk membangun sumber energi terbarukan sebesar 70 gigawatt dalam 10 tahun mendatang. Proyek besar ini membutuhkan investasi signifikan dan dukungan teknologi yang kuat, hal yang tampaknya menarik minat Inggris untuk berkolaborasi.
Eddy Soeparno mengutip kekaguman Rachel Kyte terhadap komitmen Indonesia dalam transisi energi, "Dia kagum melihat kegigihan Indonesia dalam melaksanakan program transisi energinya dan kesungguhan Indonesia yang memiliki program dan memiliki rencana-rencana serta kebijakan jangka panjang," ujar Eddy.
Dukungan Inggris untuk Transisi Energi Indonesia
Dukungan Inggris terhadap transisi energi Indonesia tidak hanya sebatas pada investasi finansial. Kyte menekankan pentingnya payung hukum yang kuat untuk mendukung proses ini. Saat ini, DPR RI tengah memproses Rancangan Undang-Undang tentang Energi Baru dan Energi Terbarukan, yang diharapkan dapat menjadi landasan hukum yang kokoh.
Eddy Soeparno menambahkan, "Agar itu bisa segera kita bisa jadikan sebagai payung hukum kita untuk menjalankan transisi energi ke depan," jelasnya. Hal ini menunjukkan bahwa Inggris juga memberikan perhatian pada aspek regulasi dan legalitas dalam mendukung transisi energi di Indonesia.
Selain itu, potensi pengembangan pasar karbon di Indonesia juga menjadi topik pembahasan. Kekayaan alam Indonesia, termasuk hutan, lahan gambut, dan bakau, menawarkan peluang besar dalam perdagangan karbon. Bahkan, pengelolaan sampah yang lebih baik juga dapat berkontribusi pada pasar karbon ini.
Eddy Soeparno menambahkan, "Termasuk juga penanganan sampah ketika, kita belum mampu mengolah penanganan sampah kita, itu juga karbon positif yang bisa kemudian kita dagangkan ke depannya," katanya. Ini menunjukkan bahwa Inggris melihat potensi Indonesia yang luas dalam berbagai sektor terkait lingkungan.
Investasi dan Teknologi: Kolaborasi yang Krusial
Transisi energi membutuhkan investasi yang sangat besar, dan Indonesia menyadari bahwa kerja sama internasional sangat penting. Oleh karena itu, kerja sama dengan Inggris difokuskan tidak hanya pada investasi modal, tetapi juga pada transfer teknologi.
Eddy Soeparno menjelaskan, "Jadi investasi dalam konteks teknologi itu juga tadi dibahas, bagaimana Inggris bisa berkontribusi terhadap teknologi yang dibutuhkan untuk transisi energi Indonesia," katanya. Hal ini menunjukkan bahwa kolaborasi teknologi menjadi kunci keberhasilan transisi energi di Indonesia.
Dengan dukungan dari Inggris, Indonesia berharap dapat mempercepat transisi energi dan mencapai target pembangunan energi terbarukan. Kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan solusi yang inovatif dan berkelanjutan untuk masa depan energi Indonesia.
Pemerintah Indonesia menyadari pentingnya kolaborasi internasional dalam mencapai target transisi energi. Dukungan Inggris, baik dalam bentuk investasi maupun transfer teknologi, diharapkan dapat mempercepat proses ini dan membawa Indonesia menuju masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.